RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas melemah pada akhir
perdagangan Kamis dinihari (19/01) dari kenaikan tertitnggi delapan
minggu sebelumnya karena meningkatnya harga konsumen ke tertinggi 2,5
tahun mengangkatkan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS.
Namun pergerakan itu diredam sebagai
pasar menunggu pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen, yang akan
diawasi ketat untuk petunjuk pada kebijakan moneter AS.
Harga emas spot turun 0,45 persen pada $
1,211.00 per ons, sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman
Februari berada 0,2 persen lebih rendah pada $ 1,210.5
Emas mencapai tertinggi sejak
pertengahan November, Selasa, setelah jatuh di bangun atas kemenangan
pemilu AS Donald Trump bulan itu sebagai janjinya untuk memotong pajak
dan meningkatkan pengeluaran memicu reli dalam hasil Treasury dan
membeli aset siklis.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Rabu Indeks Harga
Konsumen naik 0,3 persen bulan lalu dan 2,1 persen dalam 12 bulan sampai
Desember, kenaikan terbesar tahun ke tahun sejak Juni 2014.
Namun Ketidakpastian kebijakan Trump menjelang pelantikan, Jumat menjaga dukungan logam mulia ini.
Laporan proteksionis dan kurangnya
detail kebijakan telah menyebabkan beberapa investor untuk memilih emas,
sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian di pasar
yang lebih luas, karena bergeser pasca-pemilihan umum.
Perak naik 0,5 persen menjadi $ 17,24
per ons, sementara platinum adalah 1,17 persen lebih rendah pada $
971,60 per ons dan paladium turun 0,04 persen pada $ 747,20.
Analyst Vibiz Research Center
memperkirakan harga emas untuk perdagangan selanjutnya berpotensi lemah
dengan penguatan dollar AS. Harga emas diperkirakan akan bergerak dalam
kisaran Support $ 1,209-$ 1,207, namun jika harga naik akan bergerak
dalam kisaran Resistance $ 1,213-$ 1,215.
sumber : vibiznews.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar