RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas stabil di atas level psikologis 1.800 dolar AS di perdagangan Asia pada Kamis, karena dolar AS yang lemah, yang membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, mengimbangi tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang mengikis daya tarik logam.
Di pasar spot, emas stabil diperdagangkan di 1.803,03 dolar AS per ounce pada pukul 00.59 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS sedikit tergelincir 0,1 persen menjadi diperdagangkan pada 1.804,30 dolar AS per ounce.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun menguat di dekat puncak satu bulan, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga.
Namun, indeks dolar melemah mendekati level terendah satu bulan karena investor mengabaikan lonjakan kasus varian Omicron COVID-19 dan lebih menyukai mata uang berisiko.
Pasar saham Asia memulai perdagangan Kamis dengan lesu karena penyebaran Omicron membanyangi hari perdagangan terakhir tahun ini untuk banyak bursa di seluruh dunia, sementara minyak hampir menyelesaikan 2021 dengan keuntungan lebih dari 50 persen.
Output pabrik Korea Selatan pada November jauh melebihi ekspektasi karena pesanan ekspor yang kuat untuk mobil dan chip, data pemerintah menunjukkan.
Defisit perdagangan barang AS berkembang dengan cepat ke level terluas pada November, karena impor barang konsumsi mencapai rekor menjelang musim belanja liburan yang terdistorsi COVID-19 kedua berturut-turut bersama dengan pasokan industri, sementara ekspor tergelincir setelah kenaikan bersejarah sebulan lebih awal.
Emas berada di jalur untuk penurunan tahunan terbesar sejak 2015, setelah anjlok hampir 5,0 persen sepanjang tahun ini. Para analis mengatakan perdagangan emas kemungkinan akan tetap tipis dan berada di kisaran ketat minggu ini - RIFAN FINANCINDO
Sumber : antaranews.com