Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Senin, 29 Maret 2021

PT Rifan - Harga Emas Turun Tipis Di Awal Perdagangan

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas melemah tipis di awal perdagangan pekan ini. Senin pukul 635 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.731,79 per ons troi. 

Harga emas ini turun tipis dari US$ 1.732,52 per ons troi pada akhir pekan lalu. Harga emas kontrak Juni 2021 di Commodity Exchange pun melemah tipis ke US$ 1.732,70 per ons troi dari sebelumnya US$ 1.734,70 per ons troi.

Harga emas pekan lalu mencatat penurunan mingguan akibat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan yield atau imbal hasil surat utang negara AS, US Treasury. "Penguatan dolar, kenaikan yield Treasury dan aliran dana dari ETF beraset dasar emas jelas menjadi pemberat saat ini," kata Xiao Fu, kepala riset pasar komoditas Bank of China International kepada Reuters.

Dia menambahkan, pada saat yang bersamaan, terjadi kenaikan risiko geopolitik dan gelombang ketiga pandemi corona yang menjadi penopang harga emas. Kekhawatiran lockdown baru dan lambatnya vaksinasi di Zona Euro membebani selera risiko di kalangan investor. Sehingga penurunan harga emas cenderung terbatas. 

Pada akhir pekan lalu, yield US Treasury acuan tenor 10 tahun berada di 1,678%. Angka ini sudah lebih rendah ketimbang angka tertinggi pekan sebelumnya di 1,723%. Kenaikan yield US Treasury meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas yang tidak menawarkan bunga.

Sedangkan indeks dolar menguat mendekati puncak empat bulan terhadap mata uang utama. Data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan baru-baru ini mengangkat prospek pemulihan ekonomi AS yang kuat dan memperkuat mata uang AS. 

Joseph Stefans, Kepala Perdagangan di MKS mengatakan bahwa dolar yang lebih kuat dan imbal hasil yang lebih tinggi terus mendorong likuidasi lebih lanjut terutama dari komunitas ETF. "Saya perkirakan emas terjebak dalam sedikit kisaran di sini dan saya bisa melihatnya diperdagangkan menyamping selama sekitar minggu depan - PT RIFAN

Sumber : kontan.com

 

Jumat, 26 Maret 2021

Rifan Financindo Berjangka - Emas Jatuh Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Dan Greenback

 

 
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas Antam pada Jumat melemah tipis Rp3.000 ke posisi Rp921.000/gram. Senada, harga buyback atau pembelian kembali juga turun Rp2.000 ke angka Rp803.000/gram.

Emas melemah sejak awal pekan. Senin lalu, logam kuning melemah tipis Rp3.000 ke Rp931.000/gram. Pelemahan berlanjut pada Selasa Rp2.000/gram ke posisi Rp929.000.

Harga emas jatuh Rp8.000 ke angka Rp921.000/gram pada Rabu. Kemudian pada hari berikutnya, Kamis baru berbalik naik tipis Rp3.000/gram ke Rp924.000.

Harga emas Antam menyentuh titik tertinggi sepanjang masa di level Rp1.058.000/gram pada Rabu.

Di Pegadaian, pada Jumat, harga emas Antam dibanderol Rp965.000/gram, naik Rp3.000 dibandingkan hari sebelumnya. Antam Batik juga menguat Rp3.000 ke Rp1.122.000/gram. Sementara, emas Antam Retro Rp884.000/gram, turun tipis Rp1.000 dari Kamis. Emas cetakan UBS menetap atau tidak bergerak di Rp912.000/gram.

Di pasar global, harga emas jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sesi sebelumnya, karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penguatan dolar ke level tertinggi empat bulan merusak daya tarik logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, tergelincir US$8,1 atau 0,47% menjadi ditutup pada US$1.725,10 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (24/3), emas berjangka terdongkrak US$8,10 atau 0,47% menjadi US$1.733,20.

Emas berjangka anjlok US$13 atau 0,75% menjadi US$1.725,10 pada Selasa (23/3), setelah tergerus US$3,6 atau 0,21% menjadi US$1.738,10 pada Senin (22/3), dan terangkat US$9,2 atau 0,53% menjadi US$1.741,70 pada Jumat lalu (19/3).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan sedikit menguat, meningkatkan peluang kerugian bagi mereka yang memegang emas.

Sementara itu, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,4%, setelah mencapai level tertinggi sejak 13 November di 91,92 pada awal sesi, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Anda melihat perbedaan besar dalam suku bunga obligasi pemerintah antara AS dan negara-negara Eropa lainnya dan itu menyebabkan peningkatan aliran dana ke greenback dan itu membebani logam mulia," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, dikutip dari Reuters.

"Momentum (untuk emas) berada di sisi bearish, jadi Anda harus melihat harga sedikit rebound agar mendapatkan keyakinan kenaikan yang berkelanjutan dapat dicapai," tambahnya.

Kerugian emas terjadi meskipun sentimen di pasar keuangan yang lebih luas dilemahkan oleh babak baru pembatasan virus corona di zona euro.

Angka ekonomi positif yang dirilis pada Kamis (25/3) juga menekan emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 684.000 mengajukan klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 20 Maret, turun dari angka 781.000 di pekan sebelumnya.

Produk domestik bruto (PDB) AS direvisi sedikit menguat ke tingkat tahunan sebesar 4,3% pada kuartal IV-2020, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,1%.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 18,4 sen atau 0,73% menjadi ditutup pada US$25,047 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun US$26 atau 2,2% menjadi ditutup pada US$1.154,20 per ounce - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : antaranews.com

Kamis, 25 Maret 2021

Rifan Financindo - Jangan Khawatir, Investasi Emas Digital Dipastikan Aman


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Investasi emas saat ini menjadi pilihan investor di tengah tren penurunan suku bunga. Di samping likuiditasnya yang cukup tinggi, investasi emas memiliki nilai yang cukup stabil dan cenderung meningkat setiap tahunnya.

Berinvestasi emas juga lebih terjangkau karena kini bisa dimulai dengan dana yang kecil. Untuk berinvestasi emas sekarang juga lebih mudah karena bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui aplikasi emas digital yang saat ini banyak tersedia. 

Selain itu, dari segi transaksi, berinvestasi melalui emas digital sudah dijamin keamanannya oleh pemerintah. "Indonesia saat ini sudah memiliki ketentuan-ketentuan tentang emas digital yang bertujuan untuk melindungi investor, kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi, Rabu.

Menurut Fajar, penyelenggaraan emas digital dilindungi payung hukum Undang Undang (UU) Perdagangan Berjangka Komoditas UU No.10 Tahun 2011. Berdasarkan UU tersebut, penyelenggaraan emas digital diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Bappebti sebagai otoritas juga mengeluarkan peraturan terkait ketentuan teknis penyelenggaran pasar fisik emas digital di bursa berjangka. Peraturan ini salah satunya mewajibkan semua pelaku usaha emas digital di Indonesia harus mendapatkan izin dari Bappebti. 

Bappebti memberi persetujuan kepada Bursa Berjangka Jakarta sebagai tempat transaksi. Bappebti juga memberi izin KBI sebagai lembaga kliring seluruh transaksi di pasar fisik emas digital serta sebagai Lembaga Depository.

Pedagang emas yang sudah berizin tidak perlu dikhawatirkan untuk keamanan emas dan penyelesaian transaksinya. Kami sebagai lembaga kliring memiliki kewajiban untuk memastikan emasnya ada dan tersimpan dengan baik," kata Fajar - RIFAN FINANCINDO

Sumber : republika.co.id

Rabu, 24 Maret 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Pasca Pernyataan Powell, Sempat Turun Dua Hari Berturut

  

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Apakah emas masih bereaksi terhadap kekhawatiran inflasi? Jawaban yang tepat kemungkinan adalah Ketika sudah nyaman untuk pasar.

Harga emas berakhir di zona merah selama dua hari berturut-turut pada penutupan Selasa dan Senin seiring penguatan indeks dolar AS di atas level kunci 92 setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menegaskan kembali setiap kenaikan inflasi AS tahun ini kemungkinan akan terjadi "satu kali." Ia juga mengatakan bank sentral memiliki semua alat untuk memastikan tekanan harga tetap berlabuh pada target 2%.

Harga emas untuk penyerahan April ditutup turun 0,71% di level $1.725,75 per troy ons di Comex New York dan pukul 09.42 WIB Rabu pagi, harganya bergerak naik 0,37% di $1.731,55 menurut data Investing.com. Adapun indeks dolar naik tipis 0,03% di 92,375.

Hampir setiap hari, tidak ada kejelasan tentang apa yang menggerakkan emas, dengan semua fluktutasi atas imbal hasil dan dolar,” tandas Philip Streible, ahli strategi logam mulia di Blueline Futures di Chicago.

Pernyataan Powell hari ini mengenai efek inflasi akan bersifat sementara sudah cukup untuk mengirim dolar naik dan emas turun (Selasa). Tapi semua kekhawatiran tentang lonjakan inflasi dalam beberapa pekan terakhir tidak mendukung emas. Lantas, apakah emas masih menanggapi kekhawatiran inflasi? Ya, jika cocok untuk pasar.

Bersaksi pada ulang tahun pertama penyelamatan fiskal bersejarah untuk ekonomi AS dari COVID-19, Powell mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan Kongres AS di Washington bahwa lonjakan inflasi yang diharapkan saat ekonomi dibuka kembali "tidak akan bertahan lama".

The Fed akan "terus memberikan dukungan ekonomi yang dibutuhkan selama diperlukan ... karena sektor-sektor ekonomi yang paling terpengaruh oleh kebangkitan virus, dan dengan jarak sosial yang lebih besar, tetap lemah", kata Powell.

Sudah lama dikaitkan dengan label seperti safe haven, penyimpan nilai dan lindung nilai inflasi, emas telah menghilangkan konotasi seperti itu setidaknya selama enam bulan sekarang, bergerak turun terutama ketika sensasi pasar atas inflasi mendorong imbal hasil Treasury melonjak sebagai gantinya.

Logam kuning menunjukkan kepercayaan yang diberikan oleh investor melewati puncak pandemi, naik dari posisi terendah Maret 2020 di bawah $1.500 untuk mencapai rekor tertinggi hampir $2.100. Harga telah jatuh sejak itu, sempat sesaat berubah menjadi pasar bearish, turun hingga 20% untuk mencapai posisi terendah di bawah $1.675 awal bulan ini.

Kala emas telah merangkak keluar dari lubang itu, emas telah tertahan di bawah $1.750, berperilaku lebih seperti pasien dengan bantuan hidup daripada seseorang yang berada di jalur pemulihan yang jelas - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Selasa, 23 Maret 2021

PT Rifan Financindo - Harga Emas Spot Turun 35% Ke Level US$ 1.732/Ons Troi

 

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas masih meredup pada Selasa pagi ini. pada pukul 09.24 WIB, harga emas spot bertengger di level US$ 1.732,87 per ons troi alias melemah 0,35%.

Sementara harga emas berjangka Comex untuk pengiriman Juni 2021 turun 35% ke level US$ 1.734,30 per ons troi. 

Harga emas usai koreksi pada dolar Amerika Serikat (AS) dan yield US Treasury yang melonggar karena penguatan di pasar saham.  

Harga emas seharusnya bisa menguat tetapi tidak. Itu benar-benar menunjukkan pasar emas lemah jika korelasi normal (seperti dolar yang lebih lemah) terjadi," kata David Madden, analis di CMC Markets Inggris. 

Dia menambahkan, dengan posisi saat ini, emas bisa tergelincir lebih jauh jika dolar AS dan imbal hasil pada obligasi AS menguat.

Emas sebelumnya sempat anjlok 1% karena investor berbondong-bondong masuk ke dolar AS dan obligasi pemerintah, di tengah ketakutan karena keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengganti Gubernur Bank Sentral Turki setelah tetap mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi.

Jika warga (Turki) khawatir bahwa lira lemah,mereka ingin membeli dolar AS atau emas, tetapi di sinilah ketakutan datang - bahwa kontrol modal akan menghentikan masuknya uang negara, mungkin sulit bagi orang untuk mendapatkan untuk dolar, dan sebagai gantinya emas, dalam beberapa minggu ke depan - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber :  kontan.co.id

Senin, 22 Maret 2021

PT Rifan - Harga Emas Dunia Menguat Seiring Meredanya Imbal Hasil Obligasi AS

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia pada akhir pekan lalu bergerak menguat. Penguatan tersebut berada di jalur kenaikan pekan keduanya seiring imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mereda dari sesi tertingginya.

Posisi harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke harga 1.742,14 dolar AS per ons. Secara mingguan emas di pasar spot ini naik 0,9 persen. Sedangkan emas di pasar berjangka finis menguat 0,5 persen ke harga 1.741,70 dolar AS per ons.

"Suku bunga 10 tahun telah turun sedikit dan dolar AS yang lebih tinggi juga turun. Kami bisa melihat emas melakukan sedikit lebih baik jika situasi suku bunga mulai stabil, " kata analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.

Imbal hasil obligasi pemerintah USA tenor 10-tahun mereda setelah melayang di dekat puncak lebih dari satu tahun pada sesi terakhir. Dolar AS mundur dari puncak sesi, yang tertinggi dalam lebih dari seminggu.

Emas sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi imbal hasil yang lebih tinggi mengancam status tersebut.

Di sisi teknikal, dalam waktu dekat emas menghadapi resistensi di sekitar level 1.765 dolar AS per ons," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.

Sementara itu, pertemuan tingkat tinggi AS-China pertama di era pemerintahan Biden dimulai dengan awal yang berapi-api. Kedua belah pihak melayangkan teguran tajam terhadap kebijakan pihak lain - PT RIFAN

Sumber : suara.com

Jumat, 19 Maret 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Turun Jumat Pagi Seiring Penyesuaian Pasca Fed

 

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun pada Jumat pagi seiring langkah pasar mencoba untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh sikap dovish Federal Reserve terhadap kenaikan imbal hasil obligasi.

Harga emas berjangka turun 0,23% di $1.728,45 per troy ons pukul 08.30 WIB. Untuk sepekan, kontrak acuan emas ini masih naik 0,49%. Begitu juga, harga emas spot, yang terkadang diandalkan oleh fund manager untuk tujuan lebih dari kontrak berjangka, turun 0,41% ke $1.729,57 menurut data Investing.com.

Pasar keseluruhan mengalami peralihan tren. S&P 500 dan Nasdaq jatuh dan Dow juga ditutup melemah. Adapun harga minyak ditutup anjlok 7% lebih pada perdagangan Kamis.

Sementara itu, imbal hasil obligasi 10 tahun sempat mencapai level tertinggi 13 bulan di atas level 1,7% dan kini berbalik arah melemah 1,00% di 1,712 pukul 08.39 WIB.

Ketidakpastian investor berkembang setelah Ketua Fed AS Jay Powell dalam konferensi pers bulanannya pada hari Rabu menolak untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana bank sentral yang membeli lebih banyak obligasi untuk menurunkan imbal hasil yang bergerak melonjak sejak awal tahun. Kenaikan imbal hasil telah membatasi reli aset berisiko.

Powell mengatakan tingkat pengangguran AS kemungkinan akan terus menurun dari 6,2% di bulan Februari sementara inflasi meningkat 2,4% tahun ini terhadap proyeksi keseluruhan pertumbuhan PDB sebesar 6,5% dalam ekonomi yang pulih dari pandemi tahun 2020. Tetapi ini masih belum cukup untuk menaikkan minat suku bunga, kata Ketua Fed.

Imbal hasil obligasi yang melonjak telah menjadi kutukan bagi emas, memaksa logam kuning kehilangan nilainya sebesar 17% dari rekor tertinggi hampir $2.100 pada bulan Agustus. Setiap indikasi oleh The Fed akan mengintensifkan pembelian obligasi dalam beberapa bulan mendatang bisa menjadi hal untuk menekan kenaikan imbal hasil dan memicu reli emas.

Selama beberapa dekade, emas disebut-sebut sebagai penyimpan nilai terbaik setiap kali ada kekhawatiran tentang inflasi. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, itu sengaja dicegah untuk menjadi aset masuk bagi investor karena bank-bank Wall Street, hedge fund, dan aktor lainnya melakukan posisi short logam sambil mendorong imbal hasil obligasi AS dan dolar sebagai gantinya.

Imbal hasil obligasi telah melonjak karena argumen bahwa pemulihan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang dapat melampaui ekspektasi Fed, yang menyebabkan lonjakan inflasi, lantaran bank sentral bersikukuh mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Dolar, yang biasanya jatuh dalam lingkungan kekhawatiran inflasi yang tinggi, juga menguat dengan adanya logika pemulihan ekonomi yang sama. Status greenback sebagai mata uang cadangan telah memperkuat posisinya sebagai tempat berlindung yang aman, yang mengarah kepada posisi beli baru yang dibangun dalam dolar. Dalam beberapa hari terakhir, Indeks Dolar telah bergerak di kisaran level 92, semakin membatasi emas.

Pukul 09.46 WIB, indeks dolar AS naik tipis 0,08% ke 91,912 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing