RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun pada Jumat pagi seiring langkah
pasar mencoba untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian yang ditimbulkan
oleh sikap dovish Federal Reserve terhadap kenaikan imbal hasil obligasi.
Harga
turun 0,23% di $1.728,45 per troy ons pukul 08.30 WIB. Untuk sepekan,
kontrak acuan emas ini masih naik 0,49%. Begitu juga, harga ,
yang terkadang diandalkan oleh fund manager untuk tujuan lebih dari
kontrak berjangka, turun 0,41% ke $1.729,57 menurut data Investing.com.
Pasar keseluruhan mengalami peralihan tren. dan jatuh dan juga ditutup melemah. Adapun harga minyak ditutup anjlok 7% lebih pada perdagangan Kamis.
Sementara itu, imbal hasil sempat mencapai level tertinggi 13 bulan di atas level 1,7% dan kini berbalik arah melemah 1,00% di 1,712 pukul 08.39 WIB.
Ketidakpastian investor berkembang setelah Ketua Fed AS Jay
Powell dalam konferensi pers bulanannya pada hari Rabu menolak untuk
memberikan petunjuk tentang bagaimana bank sentral yang membeli lebih
banyak obligasi untuk menurunkan imbal hasil yang bergerak melonjak
sejak awal tahun. Kenaikan imbal hasil telah membatasi reli aset
berisiko.
Powell mengatakan tingkat pengangguran AS kemungkinan akan
terus menurun dari 6,2% di bulan Februari sementara inflasi meningkat
2,4% tahun ini terhadap proyeksi keseluruhan pertumbuhan PDB sebesar
6,5% dalam ekonomi yang pulih dari pandemi tahun 2020. Tetapi ini masih
belum cukup untuk menaikkan minat suku bunga, kata Ketua Fed.
Imbal hasil obligasi yang melonjak telah menjadi kutukan
bagi emas, memaksa logam kuning kehilangan nilainya sebesar 17% dari
rekor tertinggi hampir $2.100 pada bulan Agustus. Setiap indikasi oleh
The Fed akan mengintensifkan pembelian obligasi dalam beberapa bulan
mendatang bisa menjadi hal untuk menekan kenaikan imbal hasil dan memicu
reli emas.
Selama beberapa dekade, emas disebut-sebut sebagai
penyimpan nilai terbaik setiap kali ada kekhawatiran tentang inflasi.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, itu sengaja dicegah untuk menjadi
aset masuk bagi investor karena bank-bank Wall Street, hedge fund, dan
aktor lainnya melakukan posisi short logam sambil mendorong imbal hasil
obligasi AS dan dolar sebagai gantinya.
Imbal hasil obligasi telah melonjak karena argumen bahwa
pemulihan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang dapat melampaui
ekspektasi Fed, yang menyebabkan lonjakan inflasi, lantaran bank sentral
bersikukuh mempertahankan suku bunga mendekati nol.
,
yang biasanya jatuh dalam lingkungan kekhawatiran inflasi yang tinggi,
juga menguat dengan adanya logika pemulihan ekonomi yang sama. Status
greenback sebagai mata uang cadangan telah memperkuat posisinya sebagai
tempat berlindung yang aman, yang mengarah kepada posisi beli baru yang
dibangun dalam dolar. Dalam beberapa hari terakhir, telah bergerak di kisaran level 92, semakin membatasi emas.
Pukul 09.46 WIB, indeks dolar AS naik tipis 0,08% ke 91,912 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : investing