PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Kilau emas dunia kembali bersinar setelah imbal hasil obligasi mengalami penurunan dan juga berkat depresiasi dolar.
Harga emas melonjak lebih dari 2 persen pada Selasa, mencatat pemulihan yang kuat dari level terendah sembilan bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya.
Emas di pasar spot melambung 2,1 persen menjadi 1.717,01 dolar AS per ounce, setelah tergelincir ke posisi 1.676,10 dolar AS per ounce pada sesi Senin, level terendah sejak 5 Juni.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melesat 2,3 persen menjadi 1.716,90 dolar AS per ounce.
Saya tidak tahu apakah ini adalah akhir dari tren kenaikan imbal hasil, tetapi ini adalah permulaan. Pedagang emas dan perak menunggu ini dan melompat kembali ke pasar," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun mundur dari level tertinggi lebih dari satu tahun yang disentuh pekan lalu, sementara dolar terjerembab.
Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi lonjakan inflasi dari langkah-langkah stimulus ekonomi besar-besaran, kenaikan yield obligasi menantang status tersebut.
Kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, turun pada sesi Senin ke level terendah sejak April 2020.
Arus ETF berkontribusi pada dampak yang lebih besar terhadap harga saat turun ketimbang kala naik. Kami memperkirakan harga emas akan mencapai 1.750 dolar AS per ounce (pada 2021), tetapi mengingat volatilitas emas baru-baru ini, proyeksi ini memiliki keyakinan yang cukup rendah," ujar Societe Generale.
Investor terfokus pada pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve pekan depan. Chairman Jerome Powell mengatakan sikap kebijakan moneter yang longgar dari The Fed saat ini tetap sesuai.
Investor terfokus pada pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve pekan depan. Chairman Jerome Powell mengatakan sikap kebijakan moneter yang longgar dari The Fed saat ini tetap sesuai - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : suara.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar