PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas
dunia masih nyaman di kisaran level 1.700 dolar AS per ounce pada
perdagangan Selasa kemarin karena langkah-langkah stimulus besar-besaran
untuk meredakan pukulan ekonomi dari pandemi virus corona mengimbangi
peningkatan sentimen risiko di balik pelonggaran pembatasan dan
penguncian.
Sementara itu, logam
autocatalyst palladium merosot sebanyaknya 5 persen ke level terendah
sejak 24 Maret, yakni 1.747,31 dolar AS per ounce, harga
emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi 1.705,57 dolar AS per ounce.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 0,2 persen
menjadi 1.710,60 dolar AS per ounce.
Ada banyak aliran stimulus di sekitar
sistem, bank sentral menjadi sangat longgar, suku bunga mungkin akan
menjadi nol hingga akhir tahun dan pasar saham sangat fluktuatif. Jadi
semua itu adalah penarik bagi emas," kata Edward Meir, analis ED&F
Man Capital Markets.
Namun, optimisme umum dengan sejumlah
ekonomi global dibuka kembali, yang bisa berarti suku bunga akan
bergerak sedikit lebih tinggi, akan memperkuat dolar dan menekan emas,
kata dia.
Pandemi itu, yang menekan pertumbuhan di
seluruh dunia dan mendorong pemerintah untuk melepaskan langkah-langkah
fiskal dan moneter untuk membatasi kerusakan ekonomi, menginfeksi
sekitar 3,6 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari
250.000 jiwa.
Emas cenderung mendapat keuntungan dari
langkah-langkah stimulus yang luas dari bank sentral karena secara luas
dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai
mata uang.
Emas terus mempermainkan level 1.700 dolar AS. Pelonggaran kuantitatif
dan stimulus fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya memberikan
latar belakang positif bagi emas, tetapi pasar fisik sangat lemah, kata
analis Standard Chartered -
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : suara.com