PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Eropa bergerak menguat menuju pembukaan Rabu petang, dan investor mengolah data terbaru aktivitas manufaktur China menjelang rilis inflasi utama Zona Euro.
Pukul 13.00 WIB, DAX futures Jerman menguat 0,7%, CAC 40 futures di Prancis naik 0,4% dan FTSE 100 futures Inggris naik 0,3%. Di Indonesia, IHSG ditutup naik 0,27% di 7.178,59 dan rupiah turun tipis 0,02% di 14.842,5 per dolar AS.
Aktivitas manufaktur China berkontraksi untuk bulan kedua berturut-turut pada Agustus, ini disebabkan pembatasan COVID-19 dan krisis listrik terus menekan aktivitas ekonomi.
Manufacturing Purchasing Manager' Index resmi tercatat sebesar 49,4 untuk bulan Agustus. Meskipun di bawah 50 yang mengindikasikan kontraksi di sektor ini, namun masih merupakan peningkatan dari angka 49,0 Juli dan juga lebih baik dari perkiraan sebesar 49,2, yang menyiratkan sedikit perbaikan kondisi dari bulan sebelumnya.
Hal tersebut kemungkinan akan mengarah pada awal tren yang positif untuk hari ini di Eropa, meskipun perhatian cenderung tertuju pada rilis terbaru indeks harga konsumen zona euro. Dan diperkirakan menunjukkan inflasi Eropa mencapai rekor tertinggi sebesar 9% pada bulan Agustus, memberikan tekanan lebih lanjut bagi European Central Bank (ECB) untuk agresif menaikkan suku bunga bulan depan.
Harga gas Eropa telah turun dari tingkat rekor tertinggi, tetapi ini masih bisa menjadi pergerakan sementara pasalnya Rusia telah menghentikan aliran pasokan gas di sepanjang pipa Nord Stream ke Jerman, untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan.
Data ekonomi lainnya yang akan dirilis yakni PDB Prancis terbaru untuk kuartal II serta tingkat pengangguran Jerman Agustus.
Dalam berita perusahaan, laporan pendapatan rilis dari Uniper (ETR:UN01), Carlsberg (OTC:CABGY), Persimmon (LON:PSN), Balfour Beatty (OTC:BAFYY), BAT (LON:BATS) dan National Grid (LON:NG).
Harga minyak naik pada hari Rabu, berbalik arah setelah mengalami kerugian besar pada sesi sebelumnya di tengah tanda-tanda permintaan bahan bakar yang kuat di Amerika Serikat, negara konsumen terbesar di dunia.
Data yang dirilis Selasa malam oleh American Petroleum Institute, sebuah badan industri, menunjukkan cadangan minyak mentah AS tak diduga naik 593.000 barel minggu lalu. Namun, stok bensin turun 3,4 juta barel, mengindikasikan permintaan konsumen untuk gas telah terbukti bertahan meskipun inflasi dan suku bunga naik.
Namun, terlepas dari ini, minyak akan menuju penurunan bulanan ketiga berturut-turut, penurunan terpanjang selama lebih dari dua tahun, sebagian besar karena prospek pertumbuhan global yang lebih lambat karena bank sentral agresif menaikkan suku bunga.
Pukul 13.00 WIB, harga minyak WTI naik 0,9% di $92,45 per barel, sedangkan kontrak Brent naik 0,9% menjadi $98,73. Kedua tolok ukur anjlok sekitar 5% pada hari Selasa, penurunan terbesar dalam kurun waktu sekitar sebulan. Adapun, karet turun 4,18% di 137,60 pada Selasa di Singapura, batubara Newcastle di ICE London anjlok 1,94% di 414,55, kakao AS turun 0,41% di 2.400,00, serta kopi robusta di London naik 0,22% di 2.265,00 pukul 15.38 WIB. Gas alam naik 0,32% di 9,063 pukul 16.02 WIB.
Selain itu, harga emas berjangka turun tipis di $1.735.90/oz, sementara EUR/USD naik 0,2% ke 1,0034. Juga, nikel naik 1,6% ke 21.708,50 pukul 15.30 Rabu petang, timah turun 4,4% di 23.652,00 di ICE London pada penutupan Selasa dan tembaga naik 0,52% di 3,5695 - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com