PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas perlahan membaik setelah pelaku pasar semakin optimis bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melunak. Harga emas juga menguat ditopang pernyataan bank sentral Eropa (ECB) yang mengindikasikan akan mengakhiri kenaikan suku bunga serta pemulihan ekonomi China.
Pada perdagangan Senin (31/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.964,19 per troy ons. Harganya menguat 0,25%.
Penguatan
tersebut memperpanjang tren positif emas yang juga menguat 0,73% pada
perdagangan Jumat pekan lalu. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah
menanjak 0,99%.
Harga emas sedikit melemah pada hari ini. Pada perdagangan Selasa (1/8/2023) pukul 06;25 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.959,86 per troy ons atau melemah 0,22%.
Harga emas menguat kemarin ini ditopang oleh ekspektasi melandainya kebijakan suku bunga The Fed dan ECB serta membaiknya ekonomi China.
FedWatch Tool memperkirakan kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada September menjadi 60%.
"Saya pikir The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada September. The
Fed mungkin akan mengubah kebijakan dengan menaikkan suku bunga pada
akhir tahun jika data ekonomi masih kuat," tutur analis dari Kitco, Jim
Wyckoff, dikutip dari Reuters.
Wyckoff menambahkan pemulihan ekonomi yang membaik di China juga diharapkan bisa mendongkrak harga emas.
Negeri China merilis data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) kemarin. PMI Manufaktur NBS resmi meningkat menjadi 49,3 pada Juli 2023 dari 49 pada Juni, dibandingkan dengan perkiraan pasar sebesar 49,2. Kendati PMI membaik, indeks masih terkontraksi sehingga kontraksi sudah berjalan selama empat bulan beruntun.
China adalah konsumen terbesar emas sehingga pemulihan ekonomi China akan membantu emas.
"Emas menunggu katalis berikutnya. Jika ekonomi China pulih dengan cepat maka harga emas akan terdongkrak," imbuh Wyckoff.
Harga emas juga terbantu oleh sinyal bank sentral Eropa (ECB) untuk menahan suku bunga.
Pada akhir pekan lalu, ECB memutuskan menaikkan suku bunga depocit facility sebesar 25 bps menjadi 3,75%.
Presiden ECB Christine Lagarde menjelaskan ECB belum memutuskan apapun
terkait suku bunga pada September 2023. Lagarde membuka kemungkinan
untuk menahan suku bunga pada September.
Pernyataan ECB ini ikut
membuat euro menguat dan dolar AS tumbang. Indeks dolar AS melemah ke
101,62 pada perdagangan kemarin, dari 101,77 pada perdagangan akhir
pekan lalu.
Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun juga melandai
menjadi 3,96% pada perdagangan kemarin, dari 4,01% pada akhir pekan
lalu.
Dua faktor ini menguntungkan emas. Sang logam mulia tidak
menawarkan imbal hasil sehingga melandainya imbal hasil surat utang
pemerintah AS membuat emas lebih bisa bersaing.
Pelemahan dolar AS juga menopang emas karena membuat emas semakin terjangkau untuk investasi sehingga menarik dibeli - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia
Tidak ada komentar :
Posting Komentar