Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD1.817,12 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 31 Januari di USD1.786,60.
Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,3 persen menjadi USD1.814 per ounce.
Sedikit pemantulan emas disebabkan oleh penurunan imbal hasil Treasury dan sedikit kemunduran dalam dolar," kata analis RJO Futures Bob Haberkorn.
Dia menambahkan bahwa tren keseluruhan bagi dolar "masih tetap tinggi karena The Fed cukup agresif dengan kenaikan suku bunganya." Tambahnya.
Dolar bergerak lebih rendah, tetapi masih bertahan di dekat puncak dua dekade, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Meski emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi untuk menjinakkan kenaikan harga mengekang selera pada logam kuning, yang tidak memberikan imbal hasil.
Banyak yang masih menganggap emas undervalued secara signifikan, dan akan lebih ingin membeli logam itu sekarang karena harga telah melemah," ujar Fawad Razaqzada, analis City Index.
Sementara itu harga perak di pasar spot melesat 2,2 persen menjadi USD21,53 per ounce, setelah mencapai level terendah sejak Juli 2020 pada sesi Jumat.
Sedangkan platinum naik 0,2 persen menjadi USD940,28 per ounce, sementara paladium melambung 3,9 persen menjadi USD2.019,70 - PT RIFAN
Sumber : suara.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar