PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia memperpanjang penurunan hingga merosot lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin, karena dolar menguat di dekat level tertinggi dua dekade, meredupkan daya tarik logam kuning tersebut.
Harga emas di pasar spot anjlok 1,4 persen menjadi USD1.856,26 per ounce. Sementara, emas berjangka ditutup merosot 1,3 persen menjadi USD1.858,60 per ounce.
Dolar melesat karena ekspektasi Federal Reserve yang lebih agresif, yang pada gilirannya membebani emas, yang tidak memberikan bunga," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri, dolar juga dianggap sebagai safe haven saingan melayang di dekat level tertinggi dua dekade.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10-tahun melemah setelah mencapai tingkat tertinggi tiga setengah tahun yang baru di awal sesi.
Wall Street tergelincir karena imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi, dengan sentimen terpukul dari kekhawatiran perlambatan ekonomi di China.
Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, kenaikan suku bunga AS yang cepat meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu harga paladium di pasar spot melonjak 1,6 persen menjadi USD2.079,08 per ounce, setelah turun sebanyaknya 8 persen pada sesi Jumat di tengah kekhawatiran atas permintaan mobil karena pembatasan Covid di China.
Investor juga mempertimbangkan rencana Inggris untuk menaikkan tarif impor platinum dan paladium dari Rusia dan Belarusia dalam sanksi baru.
Sedangkan harga platinum anjlok 1,1 persen menjadi USD952,06 dan perak menyusut 2,5 persen menjadi USD21,78 - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : suara.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar