RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Penghitungan suara pemilihan presiden AS masih berlangsung. Untuk sementara ini Joe Biden masih unggul baik secara popular vote maupun electoral vote. Harga emas pun bersiap untuk melesat.
Harga emas di arena pasar spot naik 0,21% dari posisi penutupan kemarin. Pada 09.05 WIB harga logam kuning itu dibanderol di US$ 1.907,23/troy ons.
Melansir Associated Press (AP), kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden telah meraih 79,1 juta suara populer dan 264 suara elektoral, sedangkan rivalnya dari Partai Republik meraih 68,5 juta suara populer dan 214 suara elektoral.
Kemenangan Partai Demokrat yang membuat jajaran eksekutif dan legislatif yaitu House akan diisi oleh kubu partai biru sehingga bisa lebih memuluskan jalannya penggelontoran stimulus ekonomi jilid II yang supermasif di AS.
Sebelumnya pembahasan soal stimulus jilid kedua ini tidak menemukan titik temu karena masing-masing pihak memiliki usulan nominal terhadap besaran paket bantuan dengan Demokrat tentu yang paling banyak yaitu sebesar US$ 2,2 triliun.
Stimulus merupakan kata kunci utama emas bisa menguat 25% sepanjang tahun ini. Kebijakan fiskal ekspansif dan moneter ultra longgar menimbulkan serangkaian konsekuensi di pasar.
Banyaknya injeksi likuiditas di sistem keuangan membuat dolar AS melemah. Ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan meningkat. Di saat yang sama kebijakan pembelian aset-aset keuangan berupa obligasi pemerintah AS membuat yield riilnya jatuh ke teritori negatif.
Kondisi tersebut merupakan ekosistem yang baik untuk emas sebagai aset safe haven dan hedging dari devaluasi nilai mata uang akibat inflasi dan berbagai risiko ketidakpastian global.
Emas diramal berpotensi balik ke level tertingginya sepanjang sejarah yakni di US$ 2.000/troy ons. Menurut COO sekaligus Co-Founder Digix sebuah platform trading emas digital Shaun Djie mengatakan bahwa emas bakal kembali ke level psikologis tertingginya setelah pemilu selesai dan pemenangnya diketahui.
Katalis pemicu harga emas bakal kembali ke level tersebut adalah adanya kenaikan kasus infeksi Covid-19 mengglobal. Gelombang kedua Covid-19 membuat prospek pemulihan ekonomi menjadi suram.
Tahun depan sentimen yang bakal menggerakkan harga emas adalah distribusi vaksin Covid-19. Apabila vaksin tersedia dan distribusinya sesuai harapan Djie memperkirakan harga emas bakal melorot ke US$ 1.600/troy ons sebagaimana ia katakan dalam wawancara dengan Kitco News.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, harga emas justru akan bersiap untuk melesat lebih tinggi - RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar