RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Teknologi diyakini mampu memberikan efisiensi bagi para penggunanya. Termasuk juga pemakaian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di pedesaan. Hal ini juga sebagai peningkatan sinergitas program kerja antara pemerintah pusat, daerah, dan pedesaan.
Berdasarkan data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes), tercatat sebanyak 75 ribu desa di Indonesia. Sayangnya, dari jumlah itu belum seluruhnya melek TIK.
“Memang belum seluruh desa terkoneksi. Untuk saat ini baru 60 persen dari total jumlah desa yang terkoneksi dengan TIK,” ujar Septriana Tangkary, Direktur Pemberdayaan Industri Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) saat ditemui di kantornya Gedung Kemkominfo, Jakarta, Senin (20/11).
Menurutnya, proses menggenjot desa agar terkoneksi TIK sudah dilakukan sejak tahun 2015. Itu pun, kata dia, bukan hanya dari Kemkominfo semata melainkan juga bekerja sama dengan Kemendes.
“Sebetulnya, program desa ini bisa terkoneksi TIK sudah dicanangkan pada 2013 silam. Tetapi, karena aplikasinya itu baru ada di tahun 2015, maka kita lakukan di tahun tersebut. Setiap aplikasinya beda-beda untuk setiap desa ya,” ungkapnya.
Meski begitu, ia meyakini bahwa pada tahun 2019, nantinya seluruh desa di Indonesia sudah bisa terkoneksi TIK. Hal itu juga karena adanya proyek Palapa Ring yang akan rampung pada 2019 nanti.
“Tahun 2019, insyaallah bisa selesai semuanya juga,” jelasnya.
Selain masalah infrastruktur internet, persoalan lain yang tak kalah penting untuk mendongkrak jumlah desa yang tersentuh TIK adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Percuma saja bila infrastruktur telah siap, namun SDM masih belum menunjukan kesiapan.
“Ada banyak hal juga yang perlu dilakukan selain infrastruktur. Misalnya saja SDM dan keinginan dari pemerintah desa tersendiri untuk terkoneksi TIK,” katanya.
Padahal, dilanjutkannya, bila kecanggihan TIK bisa diterapkan oleh pemerintah desa, akan banyak manfaat yang bisa diterima. Misalnya saja dapat melihat jumlah penduduk dan potensi yang bisa dikembangkan di daerah tersebut.
“Maksudnya, bisa dikaji apa yang cocok untuk dikembangkan di desa itu,” terang dia.
sumber : merdeka.com
Baca Juga :
- Penipuan Berkedok Perdagangan Berjangka Komoditi Marak di Indonesia | PT Rifan Financindo
- Industri PBK Tumbuh di Tengah Rendahnya Pemahaman Masyarakat | Rifan Financindo Berjangka
- Pialang Berjangka PT Rifan Bidik 200 Investor Baru di Semarang | PT Rifan Financindo Berjangka Bandung
- Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depa | Rifan Financindo
- Waspada Investasi Bodong, Ada Baiknya Anda Mengenal Lebih Baik Perdagangan Berjangka | PT Rifan
- Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemko Medan Terima Sumbangan | Rifanfinancindo
- Rifan Financindo Targetkan 200 Nasabah Baru | Rifan Financindo Berjangka
- Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | Rifan
- Perdagangan Bursa Berjangka Menjanjikan Imbal Hasil Besar dan Resiko Besar | PT. Rifan Financindo Berjangka
- Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap | PT. Rifan
- Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | Rifan Berjangka
- Kepercayaan Masyarakat terhadap Perdagangan Berjangka Komoditi Masih Tinggi | PT. Rifan Financindo
- RFB Dorong Edukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | PT Rifanfinancindo
- Marak Investasi Bodong, Masyarakat Diedukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | PT RFB
- PERDAGANGAN BERJANGKA : Rifan Jadi yang Pertama Sosialisasi di Medan | PT Rifanfinancindo Berjangka
Tidak ada komentar :
Posting Komentar