Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Rabu, 17 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan oleh Prospek Suku Bunga Hawkish Bank Sentral Inggris

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan jual hari ini, dengan harga yang menurun setelah pernyataan hawkish dari pejabat Bank of England (BoE). Pejabat bank sentral Inggris mengisyaratkan bahwa inflasi masih menjadi perhatian utama dan bahwa mereka mungkin perlu mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan pasar. Prospek kebijakan moneter yang ketat ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga mengurangi daya tariknya bagi investor.

Kenaikan ekspektasi suku bunga oleh BoE seringkali menjadi faktor penekan utama bagi harga emas. Investor cenderung beralih dari aset non-bunga seperti emas ke aset yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi pemerintah, ketika suku bunga naik. Komentar dari pejabat bank sentral Inggris hari ini memperkuat pandangan ini, memicu aksi jual di pasar emas berjangka. Pasar obligasi juga bereaksi, dengan imbal hasil obligasi pemerintah Inggris menunjukkan tren kenaikan, yang semakin menambah tekanan pada emas.

Selain kebijakan moneter, penguatan pound sterling juga turut berkontribusi terhadap penurunan harga emas. Pound yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan. Indeks pound sterling menunjukkan penguatan setelah pernyataan hawkish dari BoE, menciptakan lingkungan yang menantang bagi emas. Kombinasi dari ekspektasi suku bunga yang tinggi dan pound yang kuat menciptakan "angin sakal" yang sulit dihadapi oleh emas.

Meskipun ada tekanan, penurunan harga emas berjangka masih dalam batas wajar. Analis pasar memperkirakan bahwa emas mungkin akan menghadapi periode konsolidasi atau penurunan moderat jika ekspektasi suku bunga tetap tinggi. Namun, kekhawatiran inflasi yang mendasari dan ketidakpastian geopolitik masih dapat memberikan dukungan bagi emas dalam jangka panjang. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat pernyataan bank sentral dan data ekonomi Inggris. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 16 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Kembali Menjadi Aset Safe Haven di Tengah Gejolak Geopolitik

 

HARGA EMAS HARI INI - Dalam situasi ketidakpastian politik dan ekonomi global, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset "safe haven" atau tempat berlindung yang aman. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, seperti konflik regional atau sengketa perdagangan, investor cenderung meninggalkan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke emas. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, yang dapat melindungi kekayaan dari fluktuasi pasar yang ekstrem.

Ketakutan akan eskalasi konflik sering kali mendorong lonjakan permintaan emas berjangka. Investor tidak hanya mencari perlindungan dari penurunan nilai aset lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas. Dalam banyak kasus, ketegangan politik dapat mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan bahkan melemahkan mata uang nasional. Dalam skenario ini, emas menawarkan perlindungan dari risiko-risiko tersebut, menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin menjaga portofolio mereka tetap aman.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara juga sering meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global. Diversifikasi ini tidak hanya untuk melindungi nilai cadangan devisa, tetapi juga sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu. Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa permintaan terhadap logam mulia ini masih sangat tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung kenaikan harga.

Secara historis, emas telah terbukti sebagai aset yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. Mulai dari krisis keuangan, perang, hingga pandemi, emas selalu menjadi pilihan bagi investor yang mencari stabilitas. Oleh karena itu, lonjakan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi langsung dari kekhawatiran global yang meningkat. Bagi investor emas berjangka, dinamika geopolitik menjadi salah satu faktor kunci yang tidak boleh dilewatkan. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 15 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan oleh Dolar AS yang Mendekati Level Tertinggi

 

HARGA EMAS HARI INI - Emas berjangka kembali menghadapi tekanan signifikan akibat penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam beberapa waktu terakhir. Indeks dolar AS (DXY) terus menguat, didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan sikap hawkish-nya. Emas, yang dihargai dalam dolar AS, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya ketika dolar menguat, yang dapat mengurangi permintaan. Hubungan terbalik antara dolar AS dan emas merupakan salah satu dinamika pasar yang paling konsisten dan menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga harian.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turut menekan harga emas. Ketika imbal hasil obligasi, yang menawarkan pendapatan tetap, meningkat, mereka menjadi alternatif investasi yang lebih menarik dibandingkan emas, yang tidak memberikan imbal hasil. Investor yang mencari pendapatan cenderung mengalihkan dana dari emas ke obligasi, terutama dalam lingkungan di mana suku bunga nominal meningkat. Tekanan ganda dari dolar AS yang kuat dan imbal hasil obligasi yang tinggi telah menjadi tantangan utama bagi emas untuk mempertahankan momentum kenaikannya.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa tekanan ini mungkin bersifat sementara. Jika sentimen pasar bergeser dari kekhawatiran inflasi ke kekhawatiran resesi, maka dolar AS mungkin akan tetap kuat, tetapi permintaan emas sebagai safe haven juga akan meningkat, yang dapat menyeimbangkan tekanan tersebut. Selain itu, pembelian oleh bank sentral dan permintaan fisik dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India terus memberikan dukungan fundamental bagi harga emas.

Melihat ke depan, fokus pasar akan tetap pada arah kebijakan The Fed dan kekuatan relatif dolar AS. Jika inflasi mereda dan The Fed mulai menunjukkan sikap yang lebih dovish, tekanan terhadap emas bisa berkurang. Namun, jika dolar AS terus menguat karena perbedaan kebijakan moneter antara AS dan negara lain, emas mungkin akan tetap berada di bawah tekanan. Investor perlu mempertimbangkan risiko nilai tukar dan prospek imbal hasil obligasi saat mengambil keputusan investasi emas. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Jumat, 12 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Investor Beralih ke Aset Berisiko, Emas Tertekan

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan hari ini, tertekan oleh sentimen risk-on di pasar global. Para investor semakin optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, sehingga mereka cenderung beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset-aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham dan komoditas industri. Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, meskipun menghadapi tantangan inflasi dan suku bunga tinggi. Hal ini mengurangi kekhawatiran terhadap resesi global dan mendorong investor untuk mengambil lebih banyak risiko.

Pelemahan emas juga diperparah oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir. Indeks Dolar AS (DXY) mendapatkan dukungan dari ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuannya di level yang tinggi untuk waktu yang lebih lama. Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya kepemilikan emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih mahal dibandingkan dengan investasi lain yang memberikan bunga. Selain itu, penguatan dolar AS juga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan.

Meskipun harga emas saat ini sedang tertekan, ada beberapa faktor yang dapat membatasi penurunan lebih lanjut. Salah satunya adalah ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi beberapa kawasan dunia. Konflik yang berlanjut di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah dapat sewaktu-waktu memicu lonjakan permintaan emas sebagai aset safe haven. Selain itu, potensi perlambatan ekonomi di Tiongkok, sebagai salah satu konsumen emas terbesar di dunia, juga dapat menjadi pemicu kekhawatiran dan mendorong investor untuk kembali melirik emas. Para analis pasar memperkirakan bahwa harga emas akan bergerak dalam rentang yang sempit, menunggu katalis baru yang dapat mengubah arah pergerakannya.

Ke depan, para pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi dari AS yang sangat dinanti-nanti. Jika data inflasi menunjukkan penurunan yang signifikan, hal itu dapat mengurangi tekanan pada The Fed untuk terus menaikkan suku bunga. Kebijakan The Fed yang kurang hawkish dapat memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, jika inflasi tetap tinggi, The Fed kemungkinan akan tetap hawkish, dan harga emas berpotensi untuk melanjutkan penurunannya. Investor juga akan terus memantau perkembangan geopolitik global, karena setiap eskalasi dapat dengan cepat mengubah sentimen pasar dan mendorong harga emas kembali naik - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 11 September 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pembelian Emas Bank Sentral Global Terus Berlanjut, Dukung Harga

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka hari ini mendapat dukungan kuat dari aktivitas pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral di seluruh dunia. Data dari World Gold Council (WGC) menunjukkan bahwa bank sentral terus menambah cadangan emas mereka pada tingkat yang hampir memecahkan rekor, sebagai bagian dari strategi diversifikasi dari Dolar AS dan Euro. Pembelian masif ini memberikan fondasi yang kuat bagi harga emas, menjaga agar harga tetap stabil bahkan di tengah potensi tekanan dari kebijakan moneter global.

Motivasi utama di balik pembelian ini adalah mitigasi risiko geopolitik dan ekonomi. Banyak negara, terutama dari negara-negara berkembang, melihat emas sebagai aset yang stabil dan tidak terpengaruh oleh sanksi atau ketidakstabilan politik. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap mata uang nasional mereka.

Di sisi lain, pembelian dari bank sentral ini juga mencerminkan adanya ketidakpercayaan terhadap sistem mata uang fiat yang ada. Dengan adanya ketidakpastian ekonomi global dan utang publik yang meningkat di banyak negara, emas kembali dilihat sebagai penyimpan nilai utama. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran struktural dalam alokasi aset global.

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG menilai bahwa tren ini akan terus berlanjut dalam jangka panjang. "Selama ketidakpastian geopolitik dan ekonomi masih tinggi, bank sentral akan terus menjadi pembeli utama emas," kata seorang konsultan investasi. "Ini adalah faktor fundamental yang sangat penting dan memberikan dukungan jangka panjang bagi harga emas, terlepas dari fluktuasi jangka pendek." - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 10 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas Berjangka Tertekan oleh Penguatan Dolar

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan jual hari ini, dengan harga yang menurun setelah indeks dolar AS menguat tajam. Penguatan dolar ini didorong oleh data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang memperkuat keyakinan investor bahwa Federal Reserve mungkin akan menunda pemotongan suku bunga. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan.

Hubungan terbalik antara dolar AS dan harga emas adalah salah satu dinamika pasar yang paling penting. Ketika dolar menguat, emas cenderung melemah, dan sebaliknya. Pergerakan dolar hari ini jelas tidak menguntungkan emas, memicu aksi jual di pasar berjangka. Sentimen ini diperparah oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang membuat aset berdenominasi dolar menjadi lebih menarik dibandingkan emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain faktor dolar dan imbal hasil, sentimen pasar secara keseluruhan juga berperan. Jika investor menjadi lebih optimis tentang prospek ekonomi global dan AS, mereka cenderung beralih dari aset safe-haven seperti emas ke aset berisiko seperti saham. Laporan ekonomi yang kuat dari AS hari ini memberikan dorongan optimisme tersebut, menciptakan lingkungan yang menantang bagi emas.

Prospek jangka pendek untuk emas berjangka akan sangat bergantung pada pergerakan dolar AS dan imbal hasil obligasi. Jika dolar terus menguat dan imbal hasil tetap tinggi, emas kemungkinan akan menghadapi tekanan lebih lanjut. Namun, jika ada pembalikan mendadak dalam tren ini, emas dapat menemukan dukungan kuat. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat laporan ekonomi AS dan pernyataan bank sentral untuk mengantisipasi pergerakan harga emas di masa depan. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 09 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bagaimana Fluktuasi Pasar Saham Memengaruhi Emas Berjangka?

 

HARGA EMAS HARI INI - Ada hubungan yang sering kali berbanding terbalik antara pasar saham dan harga emas berjangka. Ketika pasar saham global mengalami kenaikan kuat, investor cenderung bersikap "risk-on", yaitu berani mengambil risiko untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi. Mereka akan mengalihkan modal dari aset yang dianggap aman, seperti emas, ke saham yang berpotensi memberikan keuntungan lebih besar. Kondisi ini dapat menekan harga emas berjangka.

Sebaliknya, saat pasar saham mengalami penurunan tajam atau volatilitas tinggi, investor akan beralih ke strategi "risk-off". Mereka akan menjual saham-saham berisiko dan mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan kekayaan mereka. Emas, dengan reputasinya sebagai aset "safe haven", menjadi tujuan utama. Arus modal yang keluar dari pasar saham dan masuk ke pasar emas dapat menyebabkan lonjakan harga yang signifikan dan tiba-tiba.

Hubungan ini sangat jelas terlihat saat terjadi krisis keuangan atau ketidakpastian ekonomi yang besar. Sebagai contoh, selama krisis finansial global 2008 atau saat awal pandemi COVID-19, pasar saham global anjlok sementara harga emas justru melonjak. Investor menggunakan emas sebagai "asuransi" terhadap potensi kerugian di pasar saham.

Dengan demikian, memantau pergerakan pasar saham adalah bagian integral dari analisis pasar emas berjangka. Indeks saham utama seperti S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq sering kali menjadi indikator utama untuk mengukur sentimen risiko investor. Jika indeks-indeks ini menunjukkan tanda-tanda pelemahan, itu bisa menjadi sinyal bagi para trader emas untuk bersiap menghadapi potensi kenaikan harga. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id