RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia hari ini menguat pada Kamis, tercatat teraktif untuk pengiriman Juni terangkat USD12,7 atau 0,69%, menjadi ditutup pada USD1,853,70 per ounce.
Diketahui, bahwa dua hari beruntun karena dolar AS tergelincir di tengah sedikit pendinginan harga konsumen untuk April, namun data inflasi tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan.
Bahkan, emas berjangka tergelincir USD17,6 atau 0,95% menjadi USD1.841,00, setelah anjlok USD24,2 atau 1,29% menjadi USD1.858,60 pada Senin, dan menguat USD7,1 atau 0,38% menjadi USD1.882,80 pada Jumat.
Adapun pertumbuhan harga konsumen AS melambat pada April karena harga bensin turun dari rekor tertinggi, menunjukkan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya, meskipun kemungkinan akan tetap panas untuk sementara dan menjaga Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk mendinginkan permintaan.
Lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu bahwa indeks harga konsumen AS naik 8,3% secara tahun ke tahun pada April, sedikit lebih tinggi dari 8,1% yang diperkirakan para ekonom.
Di mana angka inflasi April turun dari 8,6% pada Maret dan menandai penurunan pertama dalam lima bulan, angka tersebut tetap tinggi, menurut analis pasar.
Sedangan yang membantu emas menguat, indeks dolar, yang awalnya menguat di tengah data indeks harga konsumen (IHK), turun tipis 0,1%. Emas juga mendapat dukungan tambahan karena imbal hasil obligasi pemeritah AS dan indeks saham AS melemah.
Pasar melihat cetakan dan pergi 'JUAL, JUAL, JUAL.' Tetapi emas telah bangkit kembali dengan pemikiran bahwa data (inflasi) lebih tinggi dari yang diperkirakan, tetapi tidak mengerikan," kata seorang pedagang logam independen bernama Tai Wong di New York. "The Fed tidak akan menjadi lebih hawkish dengan laporan ini, tetapi pasti tidak akan melonggar juga," tambahnya.
Dilanjut dengan pejabat bank sentral AS pada Selasa memperkuat argumen mereka untuk rangkaian kenaikan suku bunga tercepat setidaknya sejak tahun 1990-an untuk memerangi inflasi.
Secara keseluruhan, emas bukanlah investasi yang buruk. Emas berada dalam kisaran yang cukup ketat, saya lebih suka memiliki emas daripada Nasdaq, atau Bitcoin," ucap kepala strategi pasar di Blue Line Futures Phillip Streible di Chicago.
Sebelumnya, emas dianggap sebagai tempat berlindung yang aman dari inflasi, kenaikan suku bunga AS meningkatkan peluang kerugian memegang emas, sementara meningkatkan dolar, mata uang di mana emas dihargai.
Kami memperkirakan harga (emas) akan kembali mengambil isyarat dari imbal hasil riil seiring berjalannya tahun, menghadapi tekanan turun di semester kedua tetapi tetap relatif meningkat terhadap level historis," jelas seorang analis di Standard Chartered Suki Cooper.
Untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 15,1 sen atau 0,7 %, menjadi ditutup pada USD21,575 per ounce.
Sementara platinum untuk pengiriman Juli naik USD42,6 atau 4,5 persen, menjadi ditutup pada USD989,8 per ounce - RIFAN FINANCINDO
Sumber : okefinance.com