RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada Kamis pagi meski sempat
mencatatkan kenaikan selama empat hari berturut di tengah ekspektasi
bahwa ekonomi AS akan mengalami lonjakan "reflasi" dari stimulus
Covid-19 senilai $1,9 triliun yang direncanakan oleh Presiden AS Joe
Biden.
Reflasi adalah kebijakan fiskal atau moneter yang dirancang
untuk meningkatkan output, merangsang pengeluaran, dan mengekang efek
deflasi, yang biasanya terjadi setelah masa ketidakpastian ekonomi atau
resesi. Ini juga digunakan pada waktu-waktu tertentu untuk menggambarkan
fase pertama dari pemulihan ekonomi setelah periode kontraksi.
Harga turun 0,26% di $1.837,85 per troy ons pukul 09.47 WIB dan
turun 0,28% ke $1.837,88 menurut data Investing.com. Harga emas sempat
berakhir di zona hijau selama empat hari beruntun pekan ini sebelum
bergerak melemah pagi ini.
Rebound emas terbaru muncul karena Departemen Tenaga Kerja
AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen naik 0,3% bulan lalu, setelah
naik 0,4% pada bulan Desember. Itu adalah sinyal bahwa harga sedikit
naik karena inflasi yang mendasarinya tetap rendah di tengah pandemi
virus korona yang terus berlanjut memberikan efek pada perekonomian.
Sementara itu, Ketua Federal Reserve AS Jay Powell,
mengatakan kepada New York Economic Club dalam pidato yang disiarkan
langsung bahwa Amerika Serikat "masih sangat jauh" dari pasar pekerjaan
yang kuat dan inflasi diperkirakan tidak akan tumbuh berarti dalam waktu
dekat.
"Laporan inflasi yang lemah mengisyaratkan taper tantrum
mungkin lebih jauh dari yang kita pikirkan," kata Ed Moya, analis di
OANDA New York. “Inflasi tidak diragukan lagi akan datang tapi
diperkirakan hanya berumur pendek. Jika inflasi membutuhkan waktu lebih
lama untuk memanas, itu bisa membuat mangkuk stimulus meluap."
Moya juga mengatakan ketidakpastian yang tinggi di pasar
tenaga kerja dapat membantu kenaikan bagi emas. “Pengembalian ke
pekerjaan maksimum mungkin jauh lebih jauh lagi karena banyak bisnis
fokus pada otomatisasi dan menangani tenaga kerja yang lebih kecil.
Putusan The Fed tidak akan hilang dalam waktu dekat dan itu akan sangat
positif untuk harga emas dalam jangka panjang."
Kualitas emas sebagai safe haven telah dipertanyakan sejak
Agustus, setelah turun dari rekor tertinggi di atas $2.000 hingga
bergerak di sekitar $1.900 terlebih dahulu, sebelum jatuh ke wilayah
$1.700 dari setidaknya dua kesempatan karena terobosan vaksin Covid-19
meningkatkan dolar dan imbal hasil obligasi.
Pada hari Kamis pagi, stabil di level 90.412 pukul 09.53 WIB dan naik 1,05% ke 1,145.
Di Indonesia, harga emas Antam (JK:) stagnan di level Rp945.000 pagi ini menurut laman Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia pukul 08.23 WIB - RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com