Kontrak emas teraktif di Comex New York, April, ditutup naik $15,90, atau 0,8% di $1.926,30/oz menurut data Investing.com setelah melonjak ke level tertinggi Januari 2021 di $1.976,20.
Tetapi dalam perdagangan after hours, harga logam kuning ini melepas semua keuntungan itu, turun lebih dari $18 pada hari itu, atau hampir 1%, menjadi sekitar $1.892. Dan kini harga emas berjangka terus turun 0,82% di $1.910,60/oz pukul 09.00 WIB menurut data Investing.com.
Emas turun karena imbal hasil obligasi AS melonjak di tengah pergerakan Treasury 10 tahun dari level terendah 1,846% ke level tertinggi 1,975%, dan investor menemukan kembali selera risikonya.
Indeks S&P 500 Wall Street juga kembali positif dari penurunan sebesar 2% sebelumnya.
Peralihan risiko menghapus beberapa daya pikat safe haven yang membawa emas ke level $1.900 minggu ini.
"Saat obligasi 10 tahun lepas landas dan saham juga melakukannya, emas kehilangan sebagian kilau yang telah terbentuk dalam beberapa hari terakhir," Phillip Streible, ahli strategi logam mulia di Blue Line Futures Chicago mengatakan.
Dalam sanksi baru terhadap Moskow, Presiden Joe Biden membatasi akses internasional untuk lima bank besar Rusia, termasuk VTB; membekukan aset Rusia di Amerika, dan membatasi kemampuan Rusia untuk mengimpor teknologi utama yang diperlukan untuk peningkatan militer dan industri.
Emas naik dalam beberapa pekan terakhir dari kombinasi inflasi yang tak terkendali dan kekhawatiran mengenai dampak sanksi AS dan negara Barat lainnya terhadap Rusia.
Di sisi inflasi, Indeks Harga Konsumen AS meningkat sebesar 7,0% pada tahun ini hingga Desember, terbesar sejak 1982.
Ekonomi AS, sebagai perbandingan, tumbuh sebesar 5,7% pada tahun 2021, tertinggi sejak 1984, dari kontraksi 3,5% pada tahun 2020 yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Federal Reserve memangkas suku bunga menjadi hampir nol setelah pecahnya pandemi virus corona pada Maret 2020 silam. Federal Reserve diperkirakan akan melakukan serangkaian kenaikan suku bunga tahun ini untuk melawan inflasi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : investing.com