PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia di perdagangan pasar spot menguat pagi ini. Pelemahan dolar AS membuka jalan bagi kenaikan harga sang logam mulia.
Harga emas berada di US$ 1.735,5/troy
ons. Naik 0,53% dibandingkan posisi akhir pekan lalu, Harga emas melanjutkan tren kenaikan yang terjadi bulan lalu. Sepanjang Mei, harga emas naik 2,75% point-to-point, pagi ini, dolar AS bergerak melemah. Pada pukul 07:52 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,18%.
Harga emas dan dolar AS punya hubungan terbalik. Kala dolar AS melemah, harga emas justru naik. Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS, sehingga kala mata uang Negeri Paman Sam melemah maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun melejit.
Depresiasi dolar AS tidak lepas dari risk appetite investor yang sedang membuncah. Soalnya, ada harapan ekonomi dunia akan bangkit setelah dihajar habis-habisan oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), Seiring melambatnya penularan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu, semakin banyak negara yang melonggarkan pembatasan sosial (social distancing). Terbaru adalah Australia.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di Down Under per 31 Mei adalah 7.185 orang. Bertambah 12 orang (0,17%) dibandingkan posisi hari sebelumnya, Meski masih ada penambahan kasus baru, tetapi jumlahnya relatif terkendali. Sejak 12 April, persentase pertumbuhan kasus corona di Australia terjaga di bawah 1%.
Harga emas dan dolar AS punya hubungan terbalik. Kala dolar AS melemah, harga emas justru naik. Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS, sehingga kala mata uang Negeri Paman Sam melemah maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun melejit.
Depresiasi dolar AS tidak lepas dari risk appetite investor yang sedang membuncah. Soalnya, ada harapan ekonomi dunia akan bangkit setelah dihajar habis-habisan oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), Seiring melambatnya penularan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu, semakin banyak negara yang melonggarkan pembatasan sosial (social distancing). Terbaru adalah Australia.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di Down Under per 31 Mei adalah 7.185 orang. Bertambah 12 orang (0,17%) dibandingkan posisi hari sebelumnya, Meski masih ada penambahan kasus baru, tetapi jumlahnya relatif terkendali. Sejak 12 April, persentase pertumbuhan kasus corona di Australia terjaga di bawah 1%.
Reuters melaporkan, kafe dan restoran di Negara Bagian New South Wales sudah boleh dibuka lagi dengan kapasitas maksimal 50 kursi. Selain itu, warga sudah boleh mengadakan upacara pemakaman dengan jumlah peziarah paling banyak 20 orang. Kemudian di Sydney, kebun binatang Taronga, perpustakaan, dan museum seni sudah dibuka untuk umum.
Perlahan tetapi pasti, masyarakat mulai bisa berkegiatan lagi
setelah 'terkurung' di rumah selama berbulan-bulan. Ini membawa harapan
akan ekonomi yang lebih baik, Harapan ini membuat investor tidak lagi menganut prinsip cash is king.
Situasi pasar yang kondusif membuat pemilik modal kembali berhasrat
untuk masuk ke pasar keuangan, tidak lagi bermain sangat aman dengan
memegang uang tunai.
Dinamika ini membuat dolar AS melemah. Buntut dari pelemahan dolar AS adalah kenaikan harga emas - PT RIFAN FINANCINDO
Dinamika ini membuat dolar AS melemah. Buntut dari pelemahan dolar AS adalah kenaikan harga emas - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnnindonesia.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar