RIFANFINANCINDO BANDUNG | Pernahkah Anda membayangkan tinggal di kota melayang seperti dalam film Astroboy atau Sky High? Mungkin sedikit sulit membayangkan tinggal di kota yang melayang di atmosfer.
Namun, sebuah prediksi ambisius dari Bas Lansdorp, orang yang berada dibalik misi Mars One, menyebut bahwa suatu hari manusia akan tinggal di kota melayang di atas atmosfer planet Venus.
Lansdorp sendiri terkenal sebagai pria yang ingin membuat populasi di planet merah, Mars. Pengusaha Belanda ini juga mengklaim bahwa misi membangun koloni manusia pertama di Mars akan segara dilakukan pada 2031.
"Mars tidak akan menjadi tujuan akhir bagi manusia yang ingin mandirikan pemukiman permanen jauh dari bumi," ungkap Lansdorp dikutip dari Mirror, Minggu (21/01/2018).
"Setelah itu, penjelajah luar angkasa akan memikirkan kota-kota melayang di atmosfer Venus dalam balon yang sangat besar, atau pindah ke bulan Jupiter, atau sebuah asteroid," imbuhnya.
Dalam proyek perjalanan yang dia ajukan untuk ke Mars, sudah ada 200.000 orang yang mengajukan diri. Padahal, bisa dibilang itu adalah perjalan satu arah.
Dengan kata lain, mungkin tak ada jalan kembali untuk pulang ke bumi.
Karena banyaknya pendaftar, mereka akan melakukan proses seleksi yang cukup panjang dan ketat. Salah satu dari proses seleksi tersebut adalah menghabiskan waktu tidak pasti terkunci dalam kabin seluas 200 meter persegi untuk menguji kekuatan mental para pendaftar.
Kru terakhir, terdiri dari 4 pria dan 4 wanita. Mereka akan menghabiskan enam bulan perjalanan antar-planet sebelum menghadapi kondisi yang sulit di planet baru yang berjarak 402 juta kilometer dari bumi.
Selain itu, tantangan misi ini adalah jatah air yang sangat ketat. Para kru ini mungkin tak dapat mandi selama 2 tahun.
"Tidak ada jalan keluar; Itu adalah tantangan besar," kata Lansdorp.
"Kru pertama yang melakukan perjalanan akan memiliki waktu terberat, mereka berada di posisi dengan tingkat kenyamanan yang akan sangat rendah," sambungnya.
"Tapi kelangkaan air tidak seberapa jika dibandingkan dengan dampak psikologi yang mungkin mereka hadapi," tegas Lansdorp.
sumber : sains.kompas.com
baca juga :
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar