Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Kamis, 08 Juni 2023

Rifan Financindo - Emas Bergerak Tipis Jelang Pertemuan FED, Tembaga Terkendala Impor China

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melayang sedikit di atas posisi terendah dua bulan pada hari Kamis, menempel pada pola bertahan yang terlihat dalam beberapa pekan terakhir karena pasar menunggu pertemuan Federal Reserve yang akan datang.

Harga tembaga turun tipis karena sinyal ekonomi yang lemah dari China terus mengalir, meningkatkan kekhawatiran atas permintaan yang berkelanjutan di importir terbesar logam merah tersebut.

Emas dalam pola bertahan karena pertemuan Fed semakin dekat

Logam mulia ini telah berada dalam kisaran perdagangan yang ketat selama hampir tiga minggu, berada di bawah tekanan dari kebangkitan dollar dan treasury yields karena pasar berspekulasi mengenai sikap the Fed terhadap kenaikan suku bunga.

Gold futures berfluktuasi antara $1.940 hingga $2.000 per ons, sementara spot gold bertahan di antara $1.930 hingga $1.980 per ons sejak pertengahan Mei.

Kenaikan suku bunga yang mengejutkan di Australia dan Kanada mendorong beberapa ekspektasi bahwa the Fed juga akan mengikutinya, mengingat inflasi dan pasar tenaga kerja AS berjalan jauh di atas target bank sentral.

Namun, pertumbuhan ekonomi AS juga telah mendingin secara substansial dalam beberapa bulan terakhir, yang memberikan ruang gerak terbatas bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga.

Kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, karena kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya peluang. Namun, bahkan jika Fed mengumumkan jeda minggu depan, suku bunga AS diperkirakan akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, membuat pasar logam berada di bawah tekanan.

Emas spot naik 0,3% menjadi $1.944,06 per ons, sementara emas berjangka stabil di $1.959,65 per ons pada pukul 20:06 WIB (00:06 GMT).

Namun, para analis melihat logam mulia diuntungkan oleh permintaan safe haven, jika terjadi resesi AS di akhir tahun ini. Namun untuk sementara, penguatan dolar diperkirakan akan membatasi kenaikan besar emas - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 07 Juni 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Pasar Emas Lagi Fokus Ke AS, Bank Dunia & Rusia Dicuekin

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas hanya naik secara perlahan. Proyeksi membaiknya perekonomian dunia serta ketegangan antara Rusia-Ukraina juga tak mampu membuat harga emas terbang.

Pada perdagangan Selasa (6/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.962,85 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,06%.

Penguatan tersebut memperpanjang tren positif harga emas yang menguat sejak Senin. Setelah ambruk 1,52% pada Jumat pekan lalu, harga emas terus menguat kendati hanya tipis-tipis.
Emas masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan Rabu (7/6/2023) pukul 06:00 WIB, harga emas di pasar spot ada di posisi US$ 1.963,34, harganya naik tipis 0,03%.

Harga emas naik tipis-tipis karena tidak ada faktor yang cukup untuk membuat harga emas  naik atau turun signifikan. Tidak adanya data-data penting pekan ini serta adanya "blackout period" membuat pasar emas sepi.

Tidak ada sesuatu yang bisa menggerakkan pasar secara kuat. Faktor yang bisa menentukan harga emas memang harus naik atau turun. Ini adalah momen wait and see bagi market," tutur analis dari Blue Line Futures, Phillip Streible, dikutip dari Reuters.

Data-data penting akan keluar pekan depan mulai dari inflasi Amerika Serikat (AS) hingga puncaknya pengumuman kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Investor kini bertaruh 79% jika The Fed mulai akan menahan suku bunga pada pekan depan.
Jika harapan ini menjadi kenyataan maka emas akan menguat.

Pekan depan akan ada setumpuk data yang sangat penting dan menggerakkan pasar. Pelaku pasar kini sedang menghitung risiko apa saja yang akan terjadi," imbuh Streible.

Pelaku pasar kini hanya mengarahkan fokusnya kepada data-data di Amerika, terutama The Fed. Ketegangan di Ukraina dan proyeksi Bank Dunia bahkan tidak terlalu berdampak kepada harga emas. Padahal, harga emas biasanya melejit jika ketegangan perang meningkat.

Seperti diketahui, Bank Dunia baru saja merevisi ke atas pertumbuhan global menjadi 2,1% pada 2023. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan pada Januari lalu yang hanya 1,7%.
Namun, Bank Dunia mengkoreksi ke bawah proyeksi untuk 2024 dari 2,7% menjadi 2,4%. 
Membaiknya ekonomi global diharapkan bisa ikut mendorong harga emas karena permintaan naik.

Sementara itu, ketegangan perang Rusia-Ukraina meningkat setelah bendungan raksasa Nova Kakhovka di Sungai Dnipro dekat Kherson, Ukraina, jebol dan mengakibatkan banjir bandang.

Kremlin mengatakan serangan terhadap bendungan besar di Ukraina selatan yang diduduki Moskow adalah "sabotase yang disengaja" oleh Kyiv, yang ingin memotong Krimea yang diduduki Rusia dari air.

Sebaliknya, pihak Kyiv menuding Rusia dengan sengaja menghancurkan bendungan tersebut. Menurut Ukraina, yang didukung oleh sejumlah negara Eropa dan NATO, hal tersebut merupakan pelanggaran besar karena menyasar infrastruktur sipil.

Bendungan di Sungai Dnipro adalah sumber air strategis untuk semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia. Banjir akibat jebolnya tanggul berpotensi menghalangi pasukan Ukraina yang berusaha merebut kembali wilayah yang hilang - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber :  cnbcindonesia.com

 

 

 

Selasa, 06 Juni 2023

PT Rifan Financindo - Emas Pulih Cenderung Naik Imbas Dolar Turun Usai Data Ekonomi AS Lemah

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas stabil hari Selasa ini setelah alami beberapa kenaikan pada sesi sebelumnya, pasalnya data sektor jasa AS yang lemah membebani dolar dan mendorong spekulasi bahwa ekonomi terbesar di dunia itu sedang melambat.

Logam kuning pulih dari posisi terendah lebih dari dua bulan setelah data menunjukkan hari Senin sektor jasa AS nyaris tidak tumbuh pada bulan Mei, mengakhiri bulan-bulan pertumbuhan yang kuat karena pasar tenaga kerja kehabisan tenaga.

Data tersebut mendorong sedikit penurunan dolar, menariknya menjauh dari level tertinggi 11 minggu yang dicapai baru ini. Hal ini menguntungkan sebagian besar pasar logam, terutama aset-aset safe haven seperti emas.

Emas spot flat di $1.961,16/oz, sementara emas berjangka naik 0,2% ke $1.977,45/oz pukul 07.44 WIB. Kedua instrumen ini naik lebih dari 0,6% pada hari Senin setelah rilis data AS.

Namun terlepas dari kenaikan baru ini, emas mayoritas bergerak dalam range saat pasar menunggu sebelum keputusan suku bunga Federal Reserve minggu depan. Para trader terpecah mengenai apakah bank sentral akan menaikkan atau mempertahankan suku bunga, menyusul sinyal-sinyal yang beragam dalam pergerakannya selama seminggu terakhir.

Sementara data inflasi dan pasar tenaga kerja mengejutkan ke arah positif, beberapa pejabat the Fed meminta bank sentral untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunganya dan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter selama setahun terakhir.

Namun, terlepas dari langkah The Fed minggu depan, suku bunga AS diperkirakan akan tetap lebih tinggi dan lebih lama tahun ini, sehingga membatasi kenaikan besar dalam harga logam. Suku bunga yang tinggi mendorong naiknya biaya peluang untuk memiliki aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.

Logam mulia ini mungkin akan mengalami peningkatan penawaran di tahun ini, terutama karena kondisi ekonomi AS yang memburuk.

Pelemahan dolar membantu harga tembaga pulih lebih lanjut dari level terendah enam bulan yang dicapai minggu lalu, meskipun sentimen terhadap logam merah tetap sulit menjelang lebih banyak isyarat ekonomi dari negara importir utama China, yang akan dirilis minggu ini.

Tembaga turun 0,1% di $3,7592 pada hari Selasa, setelah naik 1,2% pada sesi sebelumnya.

Fokus minggu ini yaitu data inflasi dan perdagangan China, yang terakhir diharapkan dapat memberikan lebih banyak isyarat tentang permintaan komoditas di negara tersebut imbas gagalnya rebound ekonomi pasca-COVID.

Serangkaian angka ekonomi yang lemah dari China telah memukul harga tembaga hingga Mei. Data manufaktur yang lemah dari AS dan Zona Euro juga membebani permintaan logam merah, yang akan turun jika terjadi resesi besar tahun ini - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 05 Juni 2023

PT Rifan - Emas Hentikan Rally 3 Hari Tapi Masih Naik Minggu Ini Dengan Selesainya Deal Utang

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas turun tipis pada hari Senin di tengah ketidakpastian apakah Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tetap pada bulan ini, sementara kekhawatiran atas melemahnya pertumbuhan ekonomi menarik harga tembaga turun.

Logam kuning jatuh pada hari Jumat setelah data nonfarm payroll AS menunjukkan data yang jauh lebih kuat untuk bulan Mei, yang menyiratkan pandangan hawkish untuk The Fed saat bergerak untuk menurunkan inflasi yang tinggi.

Namun beberapa pejabat Fed juga menyarankan minggu lalu bahwa bank sentral mungkin akan mempertahankan suku bunga pada bulan Juni, saat mereka mengukur dampak dari langkah-langkah pengetatan moneter terhadap perekonomian selama setahun terakhir.

Terlepas dari keputusannya di bulan Juni, bank sentral kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama - sebuah skenario yang menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Penguatan dolar, dalam prospek kenaikan suku bunga, membebani harga emas pada hari Senin.

Meningkatnya minat risiko, setelah pemerintah AS meloloskan RUU untuk menaikkan plafon utang, juga membuat investor menjauhi aset-aset yang menghindari risiko seperti emas.

Emas spot turun tipis ke $1.947,89/oz, sementara emas berjangka turun 0,3% di $1.963,90/oz pukul 08.14 WIB. Kedua instrumen ini diperdagangkan mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir.

Harga Fed Fund futures menunjukkan pasar memperkirakan hampir 80% kemungkinan Fed akan mempertahankan suku bunga di bulan Juni. Namun, mengingat data inflasi dan tenaga kerja baru ini di atas ekspektasi pasar, bank sentral masih dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Emas masih diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan safe haven tahun ini, terutama karena kondisi ekonomi global yang memburuk di tengah tekanan dari suku bunga yang tinggi.

Namun, hal ini sangat membebani harga tembaga, yang melemah pada hari Senin. Tembaga turun 0,4% menjadi $3,7180.

Serangkaian data ekonomi yang lemah dari AS, Zona Euro dan China telah menekan harga tembaga dalam beberapa pekan terakhir, menariknya ke posisi terendah dalam enam bulan terakhir karena pasar khawatir terhadap perlambatan permintaan logam merah.

Sementara, nikel jatuh 1,33% pada penutupan Sabtu lalu, dan timah naik 0,84% Jumat di ICE London.

Fokus minggu ini yakni lebih banyak sinyal dari negara ekonomi terbesar di dunia, termasuk data perdagangan dari China dan aktivitas sektor jasa AS.

Lebih lanjut, karet mencapai 131,60 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 138,00, kakao AS naik 0,53% hingga Sabtu lalu, dan harga minyak sawit naik 2,89%. Kopi robusta di London berada di 2.578,00, kopi AS jatuh 1,34% dan gas alam naik 1,29% pukul 08.42 WIB - PT RIFAN

Sumber : investing.com

Rabu, 31 Mei 2023

Rifan Financindo - Emas Stabil Di Tengah Ketidakpastian Deal Utang & Fed, Rebound Tembaga Berhenti

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas stabil di atas posisi terendah dua bulan pada hari Rabu, didorong oleh aksi profit taking dalam dolar dan pasar menunggu lebih banyak isyarat tentang kenaikan plafon utang AS, sementara harga tembaga menuju penurunan tajam pada bulan Mei.

Sejumlah data ekonomi AS juga akan dirilis minggu ini, dengan data nonfarm payroll untuk bulan Mei, yang akan dirilis hari Jumat, yang sebagian besar akan mempengaruhi rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Dolar turun dari level tertinggi 10 minggu di tengah aksi profit taking dan untuk mengantisipasi data tersebut. Namun, pandangan yang semakin hawkish terhadap the Fed membuat greenback relatif tertopang, sementara meredupkan prospek aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.

Kenaikan suku bunga mendorong biaya peluang berinvestasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil - sebuah tren yang menghantam emas hingga tahun 2022.

Namun, logam mulia ini dapat mengalami peningkatan permintaan safe haven jika terjadi gagal bayar AS, yang kemungkinan besar akan memicu resesi. Anggota parlemen AS akan melakukan voting suara minggu ini untuk meloloskan RUU bipartisan soal menaikkan plafon utang dan mencegah krisis ekonomi.

Namun beberapa anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat telah mengisyaratkan ketidakpuasannya terhadap RUU tersebut, dan berencana untuk menolaknya di Kongres.

Emas spot flat di $1.959,34/oz, dan emas berjangka stabil di $1.977,65/oz pukul 07.51 WIB. Kedua instrumen ini naik hampir 1% pada hari Selasa, pulih dari posisi terendah selama lebih dari dua bulan.

Logam kuning telah jatuh dari rekor tertinggi yang dicapai pada awal Mei, dan sekarang akan mencatat kerugian bulanan lebih dari 1%. Sebagian besar pelemahan ini berasal dari ekspektasi yang terus berkembang bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih lanjut di bulan Juni, di tengah inflasi yang tinggi dan kekuatandi pasar tenaga kerja.

The Fed juga akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Faktor-faktor ini, ditambah dengan tanda-tanda memburuknya kondisi ekonomi di seluruh dunia, membuat harga tembaga menuju penurunan bulanan terburuk selama 11 bulan terakhir. Harga logam merah ini juga diperdagangkan sedikit di atas level terlemahnya dalam hampir tujuh bulan terakhir.

Tembaga flat di $3,6623 pada hari Rabu. Namun, harga logam mulia ini diperkirakan akan turun hampir 6% di bulan Mei, terpukul oleh serangkaian data aktivitas manufaktur yang lebih lemah dari negara-negara besar.

Fokus saat ini tertuju data aktivitas manufaktur dari China, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai bagaimana pemulihan ekonomi di negara importir tembaga terbesar di dunia tersebut. Angka yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan April telah menyebabkan penurunan tajam pada tembaga, saat pasar mengkhawatirkan perlambatan permintaan China - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Selasa, 30 Mei 2023

PT Rifan Financindo - Emas Kembali Turun, Kekhawatiran Rate Hike Imbangi Optimisme Deal Utang

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas kembali turun pada hari Senin (29/05), melanjutkan penurunannya selama tiga minggu usai data inflasi yang kuat mendorong dolar dan meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, sementara kekhawatiran gagal bayar utang AS kini mereda

Anggota parlemen AS mengatakan akhir pekan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan "pada prinsipnya" untuk menaikkan batas pengeluaran AS selama dua tahun, yang berpotensi menangkal kegagalan bayar utang menjelang tenggat waktu bulan Juni.

Berita ini membantu meredam beberapa kekhawatiran akan meluasnya gangguan ekonomi yang berasal dari gagal bayar utang AS, sehingga memacu kenaikan aset-aset berbasis risiko. Hal ini kemudian menekan emas, yang biasanya berfungsi sebagai safe haven saat terjadi tekanan ekonomi.

Logam mulia juga menghadapi lebih banyak tekanan dari dolar yang lebih kuat di tengah fokus baru pada Federal Reserve, karena data pada hari Jumat menunjukkan Personal Consumption Expenditures index- pengukur inflasi pilihan Fed - naik lebih dari yang diharapkan pada bulan April, menyiratkan kondisi inflasi yang keras di negara tersebut.

Emas spot untuk penyerahan Juni turun 0,2% di $1.942,24/oz, sementara emas berjangka yang akan jatuh tempo pada bulan Agustus turun 0,2% ke $1.959,85/oz pukul 07.12 WIB. Kedua instrumen ini diperdagangkan di dekat level terendah dua bulan setelah jatuh dari rekor tertinggi yang dicapai pada awal Mei.

Dolar menguat lebih jauh melewati level tertinggi dua bulan yang dicapai minggu lalu hari Senin, menekan harga logam saat pasar mulai memposisikan kenaikan 25 basis poin oleh the Fed pada bulan Juni. Harga Fed Fund futures menunjukkan pasar memperkirakan hampir 65% peluang kenaikan suku bunga pada bulan Juni, sebuah pembalikan yang mencolok dari sentimen yang terlihat pada minggu lalu.

Prospek kenaikan suku bunga menjadi isyarat buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memiliki aset-aset tersebut.

The Fed telah mengisyaratkan pendekatan berbasis data untuk kenaikan suku bunga di masa depan selama rapat bulan Mei. Dengan inflasi yang tampaknya meningkat hingga bulan April, bank sentral sekarang dapat mempertimbangkan lebih banyak kenaikan.

Meredanya risiko ekonomi dari potensi gagal bayar utang juga memberi bank sentral lebih banyak ruang untuk terus menaikkan suku bunga, menghadirkan prospek yang lemah untuk emas dalam waktu dekat.

Logam mulia lainnya bergerak dalam kisaran datar cenderung turun pada hari Senin. Platinum turun 0,1%, sementara perak naik 0,2%.

Di antara logam industri, harga tembaga berada di atas level terendah tujuh bulan setelah mengalami rebound tajam selama dua sesi terakhir. Namun prospek untuk logam merah ini tetap mendung di tengah memburuknya kondisi manufaktur global, serta potensi melemahnya permintaan di pasar utama China.

Tembaga flat di $3,6733. Komoditas lain, nikel turun 0,62% pada penutupan Jumat lalu, dan timah naik 0,97% di ICE London.

Sementara, karet mencapai 133,40 pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 166,50, kakao AS turun 0,61%, dan harga minyak sawit sentuh 3.590,00.

Adapun kopi robusta di London berada di 2.580,00, kopi AS turun 1% dan gas alam naik 0,29% - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 17 Mei 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Tembus Bawah $2.000 Untuk Pertama Kalinya Sejak 1 Mei

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bukan hanya aset-aset berisiko yang terpukul di tengah krisis utang AS. Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap masalah ekonomi dan politik, tembus di bawah $2.000 untuk pertama kalinya sejak awal Mei dan setelah reli ke rekor tertinggi, karena para investor beralih ke tempat yang relatif lebih aman yaitu dolar dan Treasury AS setelah data ekonomi AS beragam menunjukkan penjualan ritel dan indeks perumahan bisa bertahan.

Emas untuk penyerahan Juni di Comex New York berakhir di $1.993/oz, turun $29,70, atau 1,5%, pada hari Selasa, setelah mencapai sesi terendah di $1.989,25. Ini adalah penutupan pertama di bawah level $2.000 untuk emas berjangka sejak 1 Mei. Kontrak emas untuk penyerahan Juni mencapai level tertinggi sepanjang masa di $2.085,40 pada 4 Mei.

Harga emas spot, yang mencerminkan perdagangan fisik emas bullion dan lebih banyak diikuti daripada kontrak berjangka oleh beberapa trader, ditutup di $1.992,2. Harga tersebut jatuh 1,4% pada hari Selasa untuk kontrak spot, yang mencapai level terendah sesi di $1.985,59 sebelumnya. Pada 4 Mei, emas spot mencapai rekor tertinggi $2.073,29, menurut data Investing.com.

Jatuhnya harga emas terjadi saat Indeks Dolar stabil di atas 102 dan imbal hasil Treasury note AS 10 tahun mencapai level tertinggi dua minggu di 3,572%.

Meskipun kemajuan baru belum terjadi dalam kebuntuan plafon utang Washington, ada peningkatan pembicaraan tentang apa yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan bipartisan yang mengakhiri kebuntuan dan menghindari gagal bayar yang mengguncang pasar. Putaran kedua perundingan plafon utang antara Gedung Putih dan empat anggota parlemen AS dijadwalkan pada pukul 15:00 ET.

"Emas turun saat Wall Street menunggu pembaruan yang berarti dengan perundingan plafon utang," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA. Ia juga mencatat bahwa logam mulia "tidak mendapatkan bantuan dari rebound belanja konsumen pada bulan April."

Moya mengatakan bahwa Wall Street "bersiap-siap untuk sesuatu yang buruk terjadi".

"Namun tidak ada yang tahu apa yang akan menjadi katalisatornya," tambahnya. "Bisa jadi kebuntuan plafon utang, ketakutan perbankan yang terus-menerus, atau konsumen yang jauh lebih lemah karena inflasi tinggi menjadi lebih nyata."

"Harapan soft landing [untuk ekonomi AS] masih tergantung pada seutas benang dan hal ini membuat beberapa investor tidak melakukan tindakan agresif ke safe haven. Terlalu banyak risiko yang masih ada di depan mata bagi para investor untuk bersikap agresif. Penghindaran risiko bisa mendapatkan dorongan dari kekhawatiran perbankan regional, drama plafon utang, dan melemahnya konsumen, tetapi kemungkinan akan datang dari katalis baru."

Lebih penting lagi, sebuah studi tentang grafik perdagangan hari Selasa dan penurunan ke bawah $2.000 per ons tidak menunjukkan bahwa kenaikan yang membawa emas ke rekor tertinggi telah berakhir, kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknikal di SKCharting.com.

"Saya tidak melihat adanya penembusan besar terhadap tren naik utama selama logam ini tetap berada di atas $1.975 pada penutupan mingguan," kata Dixit.

Koreksi terlihat lebih sebagai "distribusi momentum," dengan level $2018-$2.080 menjadi resistance saat ini untuk emas, yang berada di bawah Daily Middle Bollinger Band di $ 2.008, katanya - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com