PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas kembali turun pada hari Senin (29/05), melanjutkan penurunannya selama tiga minggu usai data inflasi yang kuat mendorong dolar dan meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, sementara kekhawatiran gagal bayar utang AS kini mereda
Anggota parlemen AS mengatakan akhir pekan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan "pada prinsipnya" untuk menaikkan batas pengeluaran AS selama dua tahun, yang berpotensi menangkal kegagalan bayar utang menjelang tenggat waktu bulan Juni.
Berita ini membantu meredam beberapa kekhawatiran akan meluasnya gangguan ekonomi yang berasal dari gagal bayar utang AS, sehingga memacu kenaikan aset-aset berbasis risiko. Hal ini kemudian menekan emas, yang biasanya berfungsi sebagai safe haven saat terjadi tekanan ekonomi.
Logam mulia juga menghadapi lebih banyak tekanan dari dolar yang lebih kuat di tengah fokus baru pada Federal Reserve, karena data pada hari Jumat menunjukkan Personal Consumption Expenditures index- pengukur inflasi pilihan Fed - naik lebih dari yang diharapkan pada bulan April, menyiratkan kondisi inflasi yang keras di negara tersebut.
Emas spot untuk penyerahan Juni turun 0,2% di $1.942,24/oz, sementara emas berjangka yang akan jatuh tempo pada bulan Agustus turun 0,2% ke $1.959,85/oz pukul 07.12 WIB. Kedua instrumen ini diperdagangkan di dekat level terendah dua bulan setelah jatuh dari rekor tertinggi yang dicapai pada awal Mei.
Dolar menguat lebih jauh melewati level tertinggi dua bulan yang dicapai minggu lalu hari Senin, menekan harga logam saat pasar mulai memposisikan kenaikan 25 basis poin oleh the Fed pada bulan Juni. Harga Fed Fund futures menunjukkan pasar memperkirakan hampir 65% peluang kenaikan suku bunga pada bulan Juni, sebuah pembalikan yang mencolok dari sentimen yang terlihat pada minggu lalu.
Prospek kenaikan suku bunga menjadi isyarat buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memiliki aset-aset tersebut.
The Fed telah mengisyaratkan pendekatan berbasis data untuk kenaikan suku bunga di masa depan selama rapat bulan Mei. Dengan inflasi yang tampaknya meningkat hingga bulan April, bank sentral sekarang dapat mempertimbangkan lebih banyak kenaikan.
Meredanya risiko ekonomi dari potensi gagal bayar utang juga memberi bank sentral lebih banyak ruang untuk terus menaikkan suku bunga, menghadirkan prospek yang lemah untuk emas dalam waktu dekat.
Logam mulia lainnya bergerak dalam kisaran datar cenderung turun pada hari Senin. Platinum turun 0,1%, sementara perak naik 0,2%.
Di antara logam industri, harga tembaga berada di atas level terendah tujuh bulan setelah mengalami rebound tajam selama dua sesi terakhir. Namun prospek untuk logam merah ini tetap mendung di tengah memburuknya kondisi manufaktur global, serta potensi melemahnya permintaan di pasar utama China.
Tembaga flat di $3,6733. Komoditas lain, nikel turun 0,62% pada penutupan Jumat lalu, dan timah naik 0,97% di ICE London.
Sementara, karet mencapai 133,40 pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 166,50, kakao AS turun 0,61%, dan harga minyak sawit sentuh 3.590,00.
Adapun kopi robusta di London berada di 2.580,00, kopi AS turun 1% dan gas alam naik 0,29% - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar