PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas mencapai titik terendah 10 hari pada hari Selasa, dan pasar logam lain kehilangan lebih banyak kekuatan saat dolar rebound menjelang kenaikan suku bunga Federal Reserve yang diperkirakan luas.
Harga emas spot turun 0,1% ke $1.631,70/oz, sementara emas berjangka turun 0,4% di $1.634,75/oz pukul 07.05 WIB. Kedua instrumen diperdagangkan di level terendah 10 hari, setelah jatuh selama tujuh bulan berturut-turut di bulan Oktober,
Harga emas akan kehilangan lebih banyak kekuatan saat kehati-hatian menjelang rapat Federal Reserve akan berakhir pada Rabu setempat atau Kamis dini hari WIB. Bank sentral ini diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps).
Tetapi prospek The Fed untuk kebijakan moneter akan diawasi dengan ketat, di tengah beberapa ekspektasi bahwa bank sentral akan melunakkan sikap hawkish-nya. Pasar beragam merespons kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bps oleh Fed pada bulan Desember, terutama dalam ekspektasi bahwa suku bunga yang tinggi kemungkinan akan mengikis pertumbuhan ekonomi.
Namun, suku bunga AS berada pada level tertinggi sejak krisis keuangan 2008, dan diperkirakan akan membuat dolar tetap optimis dan emas melemah dalam beberapa bulan mendatang. Meningkatnya yield Treasury menambah biaya peluang memiliki emas tahun ini, yang membuat investor keluar dari logam kuning.
Sebagian besar logam mulia lainnya mencatat kerugian serupa, dan juga diperkirakan akan melemah lebih lanjut seiring kenaikan suku bunga.
indeks dolar AS menguat 0,8% pada hari Senin, melanjutkan pemulihannya ke sesi keempat berturut-turut tatkala investor memposisikan untuk kenaikan suku bunga. Kekuatan greenback juga sangat menekan pasar logam.
Di antara logam industri, harga tembaga datar di $3,3812 pada hari Selasa setelah jatuh 1,5% di sesi sebelumnya.
Data manufaktur China lemah dari perkiraan, negara importir tembaga terbesar di dunia, menimbulkan kekhawatiran baru atas melambatnya permintaan di negara tersebut.
Wabah COVID baru di negara tersebut juga diperkirakan akan mengganggu aktivitas ekonomi, yang selanjutnya dapat membebani permintaan komoditas.
Harga tembaga turun tajam tahun ini, baru-baru ini mencapai level terendah dua tahun akibat kekhawatiran atas China, kenaikan inflasi dan suku bunga menurunkan prospek permintaan.
Tetapi harga logam merah diperkirakan akan mendapat dorongan dari pengetatan pasokan dalam beberapa bulan mendatang, di tengah output yang lebih rendah dari Chili dan sanksi AS terhadap produsen Rusia- PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar