PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada Selasa di Asia, meskipun tekanan inflasi yang berkelanjutan memberi dorongan pada logam kuning safe haven. Investor juga menunggu data inflasi AS pekan ini.
Harga emas berjangka turun tipis 0,11% menjadi $1.819,75/oz pukul 12.20 WIB, tetap berada di dekat level tertinggi 1,823,21 yang dicapai pada hari Senin. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik dengan emas, menguat 0,21% ke 95,593 pada hari Selasa. Treasuries benchmark AS tenor 10 tahun stabil di dekat level tertinggi sejak Desember 2019, yang dicapai selama sesi sebelumnya.
Data AS, termasuk cindeks harga konsumen, akan dirilis pada hari Kamis. Masih harus dilihat bagaimana data akan berdampak pada kerangka waktu Federal Reserve AS untuk memperketat kebijakan moneternya. Pasar sekarang memperkirakan peluang satu dari tiga kesempatan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada Maret 2022.
Di seberang Atlantik, tidak ada kebutuhan pengetatan kebijakan moneter besar-besaran di zona euro karena inflasi akan turun kembali dan bisa stabil di sekitar 2%, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengatakan pada hari Senin. Ia menambahkan bahwa harga energi yang tinggi, pendorong utama inflasi, kemungkinan akan menggerus daya beli rumah tangga.
Sementara itu, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester akan berbicara pada hari Rabu, dan Gubernur Bank of England Andrew Bailey menyusul sehari kemudian.
Ketegangan geopolitik yang berlangsung di Eropa Timur terkait Ukraina juga berlanjut, tetapi Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa hari-hari mendatang akan menjadi sangat penting setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, Putin mengisyaratkan bahwa beberapa kemajuan telah dibuat dalam pembicaraan tersebut.
Di logam mulia lainnya, perak jatuh 0,97, platinum turun 0,7% pukul 12.24 WIB, dan palladium juga turun 0,5% - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar