RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Rabu, didukung penurunan imbal hasil US Treasury dan dolar AS, meski selera risiko yang kuat di pasar ekuitas menahan kenaikan logam kuning itu.
Harga emas di pasar spot meningkat 0,2 persen menjadi USD1.796,55 per ounce setelah jatuh sebanyaknya 0,6 persen di awal sesi.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,3 persen lebih tinggi menjadi USD1.798,80 per ounce.
"Kita berada dalam periode konsolidasi untuk emas, tapi saya pikir pada akhirnya pengetatan kebijakan dan kekhawatiran inflasi akan positif bagi logam tersebut," kata Edward Moya, analis OANDA.
Laporan keuangan perusahaan cukup mengesankan, dan itu mengejutkan banyak orang. Saham teknologi Amerika adalah tempat favorit bagi banyak investor, yang mengurangi permintaan safe-haven saat ini."
Selera untuk aset berisiko tetap kuat setelah laporan kuartalan yang solid dari pemilik Google, Alphabet Inc, dan Microsoft Corp mengangkat Nasdaq.
Membantu emas, Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,2 persen terhadap sekeranjang mata uang pesaingnya.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun tergelincir di bawah 1,6 persen ke level terendah hampir dua minggu, mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan bunga.
Kini, investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB), Kamis, dan pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal pada 3 November untuk petunjuk lebih lanjut tentang garis waktu pengurangan stimulus
ECB diperkirakan mempertahankan kebijakan tidak berubah dan meninggalkan keputusan tentang program pembelian obligasi darurat pandemi hingga Desember.
Kendati emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, pengurangan stimulus ekonomi dan suku bunga yang lebih tinggi mendorong imbal hasil obligasi pemerintah, meningkatkan opportunity cost memegang bullion.
Di tempat lain, perak turun 0,1 persen menjadi USD24,10 per ounce. Platinum tergelincir 1,4 persen menjadi USD - RIFAN FINANCINDO
Sumber : suara.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar