RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Gejolak harga emas tahun ini diyakini dapat mendongkrak volume transaksi di Bursa Berjangka Jakarta untuk menyentuh rekor tertinggi sejak 2011.
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang mengaku optimistis pihaknya dapat membukuki volume transaksi melampaui dari target yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini seiring dengan kenaikan harga emas.
Dia menjelaskan,pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi minat investor untuk melakukan transaksi di perdagangan berjangka. Bahkan, pertumbuhan transaksi cenderung stabil di tengah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah
Berdasarkan data Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), sampai dengan 25 Agustus 2020 total transaksi bilateral telah mencapai 5,07 juta lot atau sudah mencapai 78 persen dari total target transaksi tahun ini sekitar 6,5 juta lot.
Sementara itu, volume transaksi multilateral hingga periode yang sama sudah mencapai 1,075 juta lot atau sekitar 61 persen daripada target sekitar 1,76 juta lot.
Adapun, volume transaksi keseluruhan berhasil naik sekitar 30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan kecenderungan terus meningka
Saat ini masih didominasi kontrak emas, didukung volatilitas harga emas yang sangat dinamis belakangan ini, dimana harga emas dunia mencapai angka tertinggi dalam sejarah,” ujar Paulus saat dihubungi Bisnis, Rabu (26/8/2020).
Untuk diketahui, Pada awal Agustus 2020 harga emas sempat menyentuh rekor tertingginya sepanjang sejarah di kisaran level US$2.063,45 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga telah bergerak naik hingga 26,95 persen.
Adapun, pada perdagangan Rabu (26/8/2020) hingga pukul 14.03 WIB harga emas di pasar spot bergerak melemah 0,57 persen ke level US$1.917,25 per troy ounce
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex bergerak menguat 0,12 persen ke level US$1.925,4 per troy ounce.
Paulus berharap, kenaikan emas tahun ini dapat membantu pihaknya untuk kembali menembus rekor volume transaksi sejak 2011. Pasalnya, kala itu emas juga menyentuh level tertingginya di kisaran US$1.921 per troy ounce dan mendorong volume transaksi BBJ menyentuh 7,5 juta lot, tertinggi sepanjang masa.
Di sisi lain, Paulus juga terus mengejar untuk meluncurkan kontrak emas fisik digital dalam waktu dekat ini.
“Untuk emas digital, memang sempat tertunda dan dievaluasi kembali, tetapi kami sedang mempersiapkan tahap akhir, dan direncanakan akan launching dalam waktu dekat ini,” papar Paulus.
Untuk diketahui, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah menerbitkan peraturan Nomor 4 tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital yang ditetapkan pada Februari 2019. Namun, hingga kini tidak kunjung terimplementasi dengan baik dan cenderung jalan ditempat.
Sebelumnya, Bappebti menyebutkan implementasi aturan itu terhambat dikarenakan belum adanya pihak yang mendaftar sebagai pengelola depository emas fisik digital.
Padahal, dalam peraturan tersebut setiap bursa penyelenggara emas fisik digital wajib menyiapkan underlying asset sebesar 20 kilogram emas fisik, sedangkan pedagang sebesar 10 kilogram emas fisik yang disimpan di vaulting atau penyimpanan emas yang mendapatkan izin dari Bappebti.
Namun, saat ini Bappebti mengatakan bahwa pengelolaan depository emas fisik digital sementara akan dilakukan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) yang telah bekerja sama dengan PT Pegadaian (persero) dan PT KGS yang berdomisili di Surabaya - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : bisnis.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar