PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG | Benda-benda arkeologi yang tersebar di Kabupaten Brebes wilayah selatan menarik minat peneliti dari Arkeologi Nasional (Arkenas) dan EFEO Prancis. Pada Minggu (15/4) sampai Senin (16/4), dua peneliti yakni Agus Sianto Indra Jaya dan Veronique blood melakukan kajian ke sejumlah lokasi.
BERITA TERKAIT
Di antaranya batu belah di Dukuh Pungkuran dan Dukuh Karangjati Desa Kalierang, Batu Jara di Desa Laren, Batu Wali di Desa Jatisawit Kecamatan Bumiayu dan Batu Lingga di Candi Pangkuan Dukuh Karanggandul Desa Cilibur Kecamatan Paguyangan
Sebelumnya, dua peneliti tersebut sempat berkunjung ke Museum Purbakala Situs Bumiayu Tonjong (Buton) di Komplek Bumi Sari Ayu Bumiayu. Selanjutnya bersama pengelola Museum Buton, H Rafli Rizal mereka melanjutkan penelitian ke beberapa lokasi.
Peneliti Arkenas, Agus Sianto mengatakan penelitian dilakukan untuk mengetahui awal masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia, terutama di pulau Jawa bagian tengah. Selama ini kajian persebaran Hindu Budha di masa lampau terfokus di pedalaman Pulau Jawa seperti di Yogyakarta dan sekitarnya.
"Selama ini Hindu dan Budha muncul di pedalaman Jawa, tetapi lupa bahwa itu berawal dari pantai utara," ujarnya.
Sebelum melakukan penelitian di Bumiayu dan sekitarnya, Arkenas dan EFEO Lembaga Prancis yang meneliti kebudayaan Asia telah mengkaji referensi berupa laporan Belanda dan Balai Arkeologi. Beberapa lokasi di Bumiayu yang dilakukan penelitan ada di dalam referensi tersebut.
Dari penelitian yang dilakukan di Bumiayu beberapa penemuan masih bersifat fragmentasi. Tetapi ada yang sangat istimewa dengan adanya batu Lingga yang berukuran cukup besar dengan berat sekitar 40 kilogram.
"Batu Lingga itu cukup istimewa karena ukurannya besar dan perlu penelitian lebih lanjut,"katanya.
Menurut Agus, Batu Lingga merupakan perwujudan yang menggambarkan Tri Murti yakni Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahmana. Batu Lingga bagian atas berbentuk bundar tanpa sudut perwujudan dari Siwa, kemudian di tengah memiliki delapan sudut menggambarkan Wisnu dan bagian bawah empat sudut.
"Batu Lingga itu ada pada abad ke-7 atau sebelumnya dan merupakan tempat upacara atau semacam peribadatan. Biasanya Lingga diletakkan di tengah dan di sekitarnya merupakan candi atau tempat pemujaan," terang Agus.
Dia menambahkan, dari penelitian di beberapa lokasi tersebut tidak menutup kemungkinan akan dapat diperoleh informasi yang lebih banyak lagi dan dapat dilakukan eskavasi atau penggalian.
Koordinator Tim Buton, Rafly Rizal yang mendampingi kedua peneliti tersebut mengatakan, kedatangan dua peneliti nasional dan internasional tersebut semakin membuktikan bahwa Bumiayu memiliki banyak potensi arkeologi. Selain benda-benda purbakala seperti fosil berusia jutaan tahun juga banyak peninggalan arkeologi kebudayaan kuno.
"Ternyata Bumiayu itu sudah dikenal oleh banyak peneliti dan laporan arkeologi cukup banyak sejak zaman Belanda," katanya.
Dia berharap, dengan adanya penelitian tersebut, semakin mengungkap kekayaan arkeologi di Bumiayu. Selain itu kebudayaan dan sejarah Bumiayu juga semakin jelas dan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
BERITA TERKAIT
Di antaranya batu belah di Dukuh Pungkuran dan Dukuh Karangjati Desa Kalierang, Batu Jara di Desa Laren, Batu Wali di Desa Jatisawit Kecamatan Bumiayu dan Batu Lingga di Candi Pangkuan Dukuh Karanggandul Desa Cilibur Kecamatan Paguyangan
Sebelumnya, dua peneliti tersebut sempat berkunjung ke Museum Purbakala Situs Bumiayu Tonjong (Buton) di Komplek Bumi Sari Ayu Bumiayu. Selanjutnya bersama pengelola Museum Buton, H Rafli Rizal mereka melanjutkan penelitian ke beberapa lokasi.
Peneliti Arkenas, Agus Sianto mengatakan penelitian dilakukan untuk mengetahui awal masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia, terutama di pulau Jawa bagian tengah. Selama ini kajian persebaran Hindu Budha di masa lampau terfokus di pedalaman Pulau Jawa seperti di Yogyakarta dan sekitarnya.
"Selama ini Hindu dan Budha muncul di pedalaman Jawa, tetapi lupa bahwa itu berawal dari pantai utara," ujarnya.
Sebelum melakukan penelitian di Bumiayu dan sekitarnya, Arkenas dan EFEO Lembaga Prancis yang meneliti kebudayaan Asia telah mengkaji referensi berupa laporan Belanda dan Balai Arkeologi. Beberapa lokasi di Bumiayu yang dilakukan penelitan ada di dalam referensi tersebut.
Dari penelitian yang dilakukan di Bumiayu beberapa penemuan masih bersifat fragmentasi. Tetapi ada yang sangat istimewa dengan adanya batu Lingga yang berukuran cukup besar dengan berat sekitar 40 kilogram.
"Batu Lingga itu cukup istimewa karena ukurannya besar dan perlu penelitian lebih lanjut,"katanya.
Menurut Agus, Batu Lingga merupakan perwujudan yang menggambarkan Tri Murti yakni Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahmana. Batu Lingga bagian atas berbentuk bundar tanpa sudut perwujudan dari Siwa, kemudian di tengah memiliki delapan sudut menggambarkan Wisnu dan bagian bawah empat sudut.
"Batu Lingga itu ada pada abad ke-7 atau sebelumnya dan merupakan tempat upacara atau semacam peribadatan. Biasanya Lingga diletakkan di tengah dan di sekitarnya merupakan candi atau tempat pemujaan," terang Agus.
Dia menambahkan, dari penelitian di beberapa lokasi tersebut tidak menutup kemungkinan akan dapat diperoleh informasi yang lebih banyak lagi dan dapat dilakukan eskavasi atau penggalian.
Koordinator Tim Buton, Rafly Rizal yang mendampingi kedua peneliti tersebut mengatakan, kedatangan dua peneliti nasional dan internasional tersebut semakin membuktikan bahwa Bumiayu memiliki banyak potensi arkeologi. Selain benda-benda purbakala seperti fosil berusia jutaan tahun juga banyak peninggalan arkeologi kebudayaan kuno.
"Ternyata Bumiayu itu sudah dikenal oleh banyak peneliti dan laporan arkeologi cukup banyak sejak zaman Belanda," katanya.
Dia berharap, dengan adanya penelitian tersebut, semakin mengungkap kekayaan arkeologi di Bumiayu. Selain itu kebudayaan dan sejarah Bumiayu juga semakin jelas dan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
sumber : merdeka.com
baca juga :
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar