PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Harga minyak tergelincir pada Senin sore
(29/05) karena kenaikan lebih lanjut dalam produksi A.S. melemahkan
upaya OPEC untuk mengurangi pasokan.
Perdagangan juga lemah karena libur umum di Tiongkok, Amerika Serikat
dan Inggris, namun juga terkena kekhawatiran mengenai apakah tindakan
OPEC akan cukup untuk menghentikan jumlah pasokan yang berlebih.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) turun 19 sen atau 0,4 persen menjadi $ 49,61 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent
diperdagangkan turun 19 sen menjadi $ 51,96 per barel pada pukul 08.55
GMT. Kontrak berakhir pekan sebelumnya turun hampir 3 persen.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan
beberapa produsen non-OPEC berjanji pekan lalu untuk memperpanjang
pengurangan produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai Maret
2018. Sebuah kesepakatan awal, sejak Januari, akan berakhir pada bulan
Juni tahun ini.
Analis menyatakan ketaatan yang tinggi
terhadap pemotongan sejauh ini sepertinya tidak akan berlangsung lama,
menambah kekhawatiran apakah janji tersebut akan mengurangi pasokan
minyak fisik yang berada di dekat tingkat rekor.
Meski mengalami penurunan, harga minyak
belum naik jauh melampaui $ 50 per barel. Kesuksesan OPEC dalam
menurunkan persediaan mungkin bergantung pada produksi di Amerika
Serikat, yang tidak berpartisipasi dalam pemotongan tersebut. Produksi
A.S. melonjak 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai lebih dari 9,3
juta barel per hari, mendekati level produsen utama Rusia dan Arab
Saudi.
Pengebor A.S. telah menambahkan kilang
selama 19 minggu berturut-turut, sehingga jumlah total 722, angka
tertinggi sejak April 2015 dan rekor terpanjang dalam catatan, menurut
perusahaan jasa energi Baker Hughes Inc.
Hampir semua produksi A.S. baru-baru ini meningkat di daratan, dari apa yang disebut ladang minyak shale.
Bahkan jika jumlah kilang tidak naik lebih jauh, Goldman Sachs
mengatakan bahwa perkiraan produksi A.S. akan meningkat sebesar 785.000
bpd antara kuartal keempat tahun 2016 dan kuartal keempat tahun 2017 di
seluruh lapisan Permian, Eagle Ford, Bakken dan Niobrara.
Analyst Vibiz Research Center
memperkirakan harga minyak mentah berpotensi lemah dengan kekuatiran
peningkatan produksi AS. Namun potensi bargain hunting bisa terjadi
setelah harga minyak turun. Harga minyak mentah diperkirakan akan
bergerak dalam kisaran Resistance $ 50,10-$ 50,60, dan jika harga turun
akan menguji kisaran Support $ 49,10-$ 48,60.
sumber : vibiznews.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar