RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada hari Rabu (13/09) tetapi bertahan di atas support
kunci $1.900 setelah data menunjukkan inflasi AS tumbuh dua bulan
berturut-turut. Ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi Federal
Reserve tetapi analis mengatakan cukup untuk secara drastis mengubah
pandangan bank sentral mengenai suku bunga.
Emas berjangka yang paling aktif di Comex New York, , berakhir turun 0,22% di $1.930,90/oz di sesi Rabu (13/09).
Harga emas spot, yang lebih banyak diikuti daripada kontrak futures oleh sebagian traders, juga turun 0,22% di $1.909,06. Di awal sesi, turun ke titik terendah $1.905.88 - kurang $5 dari level $1.800.
"Bulls emas telah mencegah penurunan langsung ke harga di bawah $1.900," ungkap Sunil Kumar Dixit, seorang chartist emas spot di SKCharting.com. "Tantangan utama bagi bulls adalah merebut kembali Exponential Moving Average 50 hari di $1.928, yang merupakan titik balik momentum."
Emas turun saat harga konsumen AS, yang dipicu oleh naiknya harga
bahan bakar, meningkat dua bulan berturut-turut untuk mencapai
pertumbuhan year-on-year sebesar 3,7%, menurut data Departemen
Tenaga Kerja hari Rabu yang memberikan tekanan baru bagi para pejuang
inflasi di Federal Reserve.
"Perdagangan emas mencerna laporan inflasi ini dan mulai melihat
adanya celah dalam perekonomian," Ed Moya, analis di platform
perdagangan online OANDA, mengatakan.
Paling banter, emas kemungkinan harus menghadapi satu kali lagi
kenaikan suku bunga Fed di bulan November, tetapi jelas bahwa ekonomi
akan terus melemah ke depannya. Berita ekonomi yang buruk akan menjadi
berita baik lagi untuk emas. Wall Street semakin dekat untuk menempatkan
puncaknya bagi Dolar."
Inflasi utama AS, yang diukur oleh ,
atau IHK, mencapai level tertinggi selama 40 tahun lebih dari 9% pada
Juni 2022 lalu sebelum turun ke level terendah 3,0% pada Juni tahun
lalu. Sejak itu, inflasi terus meningkat, menambahkan 0,7% selama dua
bulan terakhir, lantaran harga minyak global yang tinggi meningkatkan
biaya bahan bakar di dalam negeri.
Selama 12 bulan terakhir, indeks semua item naik 3,7% sebelum
penyesuaian musiman," Departemen Tenaga Kerja menyatakan dalam sebuah
rilis berita. "Indeks untuk bensin merupakan kontributor terbesar untuk
peningkatan semua item bulanan, terhitung lebih dari setengah kenaikan - RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing