RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas terpantau melemah setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di rentang 5—5,25 persen pada pertemuan 13—14 Juni 2023. Namun harga logam mulia diperkirakan akan kembali menguat di tengah sentimen kenaikan suku bunga yang berlanjut hingga akhir tahun.
Bank Sentral Amerika Serikat telah memberi sinyal akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2023 karena tingkat inflasi yang masih berada di atas target. Inflasi AS pada Mei 2023 memang melandai menjadi 4,0 persen dibandingkan dengan 4,9 persen pada bulan sebelumnya, tetapi masih berada di atas target akhir tahun sebesar 2 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot hingga pukul 11.14 WIB turun 0,44 persen ke level US$1.934 per troy ounce. Sementara itu, harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2023 terkoreksi 1,18 persen US$1.945,60 per troy ounce. Analis Komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Laksono menilai langkah The Fed untuk mempertahankan suku bunga dan rencana menaikkan 50 basis poin lagi merupakan kebijakan yang mendukung harga emas.
The Fed harus membawa pesan hawkish demi kredibilitas menjaga inflasi dan sinyal ekonomi tidak terancam resesi walaupun ini menjadi jeda kenaikan pertama dalam 15 bulan,” kata Wahyu, Kamis (15/6/2023). Dia mengatakan langkah tersebut diperlukan agar pasar tidak mengira penahanan sebagai sinyal ancaman ekonomi.
Emas kini diperdagangkan di rentang US$1.930—US$1.985 per troy ounce. Jika pelemahan berlanjut ke US$1.930, Wahyu memperkirakan emas akan berada di kisaran US$1.920—US$1.895 per troy ounce.
Harga akan menantikan perkembangan data hingga pertemuan The Fed selanjutnya. Namun saya melihat peluang emas berada di atas US$2.000 per troy ounce akhir tahun tetap besar,” kata dia. Analis Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memperkirakan perkembangan kebijakan The Fed terbaru bakal mengantarkan harga emas ke zona koreksi di kisaran US$1.850—US$1.860 per troy ounce.
Meski demikian, peluang kenaikan jangka panjang tetap terbuka karena permintaan bank sentral. “Permintaan bank sentral diperkirakan masih akan terus tinggi, hal ini bisa mendukung harga emas. Dan inflasi di AS diperkirakan masih akan terus turun, tetapi tidak pada kecepatan yang diharapkan the Fed,” kata Lukman.
Dia melanjutkan bahwa harga energi yang cenderung turun akan membawa inflasi utama makin rendah, tetapi sektor tenaga kerja AS masih sangat ketat. Kondisi itu dikhawatirkan akan menahan penurunan inflasi secara keseluruhan - RIFAN FINANCINDO
Sumber : bisnis.com
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Arah Harga Emas Usai Sinyal The Fed Naikkan Suku Bunga 2 Kali Lagi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20230615/235/1665769/arah-harga-emas-usai-sinyal-the-fed-naikkan-suku-bunga-2-kali-lagi.
Author: Iim Fathimah Timorria
Editor : Farid Firdaus
Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Arah Harga Emas Usai Sinyal The Fed Naikkan Suku Bunga 2 Kali Lagi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20230615/235/1665769/arah-harga-emas-usai-sinyal-the-fed-naikkan-suku-bunga-2-kali-lagi.
Author: Iim Fathimah Timorria
Editor : Farid Firdaus
Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS