PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas bertahan di wilayah tengah $1.600, turun untuk kelima kalinya dalam enam hari terakhir sebelum keputusan suku bunga oleh Federal Reserve dini hari nanti yang kemungkinan akan memberikan kenaikan suku bunga ketiga berturut-turut yang substansial untuk Amerika Serikat.
Dolar AS menguat untuk ketiga kalinya dalam empat sesi, menjadi katalis utama kelemahan emas, dengan ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya beruntun ketika bertemu Rabu untuk mengendalikan inflasi.
Ekspektasi kenaikan suku bunga juga membebani aset berisiko pada hari Selasa, di mana indeks saham utama Wall Street dari Dow hingga S&P 500 dan Nasdaq semuanya jatuh lebih dari 1%.
Kontrak emas berjangka patokan di Comex New York, Desember, sempat turun $7,10, atau sebesar 0,4%, di $1,671,10/oz.
Emas telah turun sekitar 4% selama enam sesi terakhir, tetap terjebak di wilayah $1.600. Satu-satunya rebound dalam rentang itu adalah pada hari Jumat, di mana harga naik 0,4% — emas juga setelah mencapai level terendah 2,5 tahun di $1.669,05.
Harga emas spot, yang dipantau lebih dekat daripada kontrak futures oleh beberapa trader, telah turun lebih jauh.
Dalam perdagangan Selasa, emas spot sempat turun $10,31, atau sebesar 0,6%, di $1,665,46 pukul 15:40 ET (19:40 GMT). Pada hari Jumat, harganya merosot di bawah $1.654, titik terendah April 2020.
Kejatuhan September' emas bisa menjadi lebih buruk jika inflasi melawan langkah Fed yang memutuskan untuk tidak abai atas risiko yang bisa mendorong ekonomi ke dalam resesi," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.
Pesan Ketua Fed Powell kemungkinan akan menentukan apakah emas dihancurkan di sini. Emas akan berada dalam masalah jika Powell mampu meyakinkan pasar bahwa mereka tidak hanya akan tetap agresif dengan pengetatan, tetapi juga akan mempertahankan suku bunga bahkan ketika penurunan ekonomi memburuk. Volatilitas emas akan tetap meningkat pasca FOMC karena harga kemungkinan akan memiliki alasan kuat untuk pergerakan menuju $1.600 atau di atas level $1.700."
The Fed bukan satu-satunya yang mempertimbangkan suku bunga tinggi – pengambil kebijakan bank sentral di Inggris, Swiss dan Jepang juga akan bertemu selama seminggu kala perjuangan global melawan inflasi meningkat.
Namun, China membiarkan suku bunga pinjaman acuannya tidak berubah pada hari Selasa karena pengguna minyak terbesar kedua di dunia itu mencoba untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi yang lamban terhadap mata uang yuan yang melemah - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com