PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Indeks utama Wall Street babak belur pada penutupan perdagangan di awal pekan ini. Ketiga indeks turun lebih dari 7 persen, penurunan terbesar sejak krisis keuangan 2008.
Investor semakin khawatir terjadi resesi karena jatuhnya harga minyak dunia, ditambah dengan virus corona yang juga belum usai, Dow Jones Industrial Average turun 2.013,76 poin atau 7,79 persen menjadi 23.851,02, indeks S&P 500 kehilangan 225,81 poin atau 7,60 persen menjadi 2.746,56, dan Nasdaq Composite turun 624,94 poin atau 7,29 persen menjadi 7.950,68.
Investor semakin khawatir terjadi resesi karena jatuhnya harga minyak dunia, ditambah dengan virus corona yang juga belum usai, Dow Jones Industrial Average turun 2.013,76 poin atau 7,79 persen menjadi 23.851,02, indeks S&P 500 kehilangan 225,81 poin atau 7,60 persen menjadi 2.746,56, dan Nasdaq Composite turun 624,94 poin atau 7,29 persen menjadi 7.950,68.
Ketiga saham utama AS anjlok sesaat usai bel pembukaan ditekan. Dow anjlok ke rekor 2.000 poin, pertama kalinya sejak 11 tahun lalu, tak hanya pasar saham yang anjlok, imbal hasil obligasi pemerintah AS atau US Treasury dengan tenor sepuluh tahun juga turun ke level 0,318 persen. Ini merupakan rekor terendah.
Aksi jual dimulai pada akhir pekan lalu, ketika pakta pasokan minyak antara Arab Saudi dan Rusia runtuh. Kedua negara juga berjanji untuk meningkatkan produksi di tengah melemahnya permintaan global akibat virus corona dan tanda-tanda perlambatan ekonomi
Harga minyak mencatat penurunan satu hari terbesar sejak ‘Perang Teluk’ 1991. Minyak mentah Brent turun 23,88 persen dan WTI turun 25,1 persen, "Ada banyak ketakutan di pasar dan jika harga minyak terus bergerak lebih rendah, itu merupakan indikasi bahwa resesi global semakin dekat," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Harga minyak mencatat penurunan satu hari terbesar sejak ‘Perang Teluk’ 1991. Minyak mentah Brent turun 23,88 persen dan WTI turun 25,1 persen, "Ada banyak ketakutan di pasar dan jika harga minyak terus bergerak lebih rendah, itu merupakan indikasi bahwa resesi global semakin dekat," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Boeing Co (BA.N) adalah hambatan terbesar pada Dow, jatuh 13,4 persen setelah penolakan Federal Aviation Administration (FAA) terhadap proposal pembuat rencana mengenai sistem pengkabelan yang diterapkan pada pesawat 737 MAX miliknya.
Saham Apple Inc (AAPL.O) turun 7,9 persen, setelah data menunjukkan perusahaan menjual kurang dari 500.000 smartphone di China pada Februari 2019, di tengah krisis virus corona, sebanyak 17,22 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata 11,05 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : kumparan.com
Sumber : kumparan.com