RIFANFINANCINDO BANDUNG - Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang merupakan indeks acuan bursa saham di Amerika Serikat (AS) mampu mencetak rekor pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Namun sayangnya pelemahan saham Facebok membebani indeks acuan lain yaitu S&P 500 dan Nasdaq.
Mengutip Reuters, Rabu (3/10/2018), Dow Jones Industrial Average naik 122,73 poin atau 0,46 persen menjadi 26.773,94. Sedangkan S&P 500 kehilangan 1,16 poin atau 0,04 persen menjadi 2.923,43 dan Nasdaq Composite turun 37,76 poin atau 0,47 persen menjadi 7.999,55.
Penguatan Dow Jones didorong oleh saham Boeing dan Caterpillar karena investor cukup optimistis bahwa perusahaan-perusahaan tersebut bakal mendapat keuntungan dengan negosiasi kesepakatan perdagangan antara AS dengan Kanada dan Meksiko.
Sementara kebalikannya, saham Facebook menjadi beban unruk indeks acuan lain yaitu S&P 500 dan Nasdaq. Dalam sesi terakhir perdagangan, saham facebook turun 1,1 persen. Sedangkan jika diakumulasi dalam tiga sesi perdagangan berturut-turut, saham Facebook turun 5,6 persen.
Perusahaan media sosial tersebut pada hari Jumat lalu mengungkapkan bahwa telah terjadi pelanggaran keamanan terburuk yang membuat privasi pengguna terabaikan. Saat ini, pihak yang berwenang terus memaksa perusahaan teknologi tersebut untuk bertanggung jawab atas keamanan online secara serius.
"Ini merupakan perusahaan yang sangat rentan dengan berbagai isu sekecil apapun," jelas senior vice president Wedbush Securities, San Francisco, Stephen Massocca.
"Sangat mudah membuat ketakutan investor. Jika saham Facebook mengalami tekanan maka akan langsung berpengaruh kepada saham-saham di sektor teknologi lainnya," tambah dia.
Saham kelompok FANG yaitu Facebook, Netflix dan Amazon membuat tekanan yang cukup dalam pada indeks acuan Nasdaq.
Sedangkan untuk saham-saham sektor keuangan pada perdagangan Selasa tdak banyak mengalami perubahan.
Pada perdagangan sebelumnya, saham-saham di sektor finansial mengalami tekanan yang cukup dalam karena adanya penurunan harga saham dari bank-bank Italia.
Hal itu terjadi karena adanya komentar dari salah satu anggota senior parlemen yang berkuasa di Italia yang mengatakan bahwa sebagian besar masalah ekonomi di negara tersebut akan dapat diselesaikan jika ingin beralih ke mata uang sendiri.
Pasar sangat sensitif terhadap perkembangan politik di Italia setelah partai yang berkuasa mengusulkan APBN dengan target defisit yang lebih tinggi dari perkiraan, memperburuk ketegangan dengan para pemimpin zona euro lainnya dan mengkhawatirkan investor.
sumber : bisnis.liputan6.com
sumber : sains.kompas.com
baca juga :
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar