RIFANFINANCINDO BERJANGKA - Bursa Asia mencatatkan kenaikan pada pembukaan perdagangan Jumat ini. Kenaikan bursa saham di Asia ini mengabaikan penutupan perdagangan AS yang mengalami tekanan akibat kekhawatiran investor akan mencuatnya kembali isu perang dagang AS dengan China.
Pengutip CNBC, Jumat (18/5/2018), bursa saham Jepang diperdagangkan menguat setelah rilis indeks harga konsumen yang menunjukkan kenaikan 0,7 persen dari tahun lalu. Angka tersebut berada di atas ekspektasi pelaku pasar.
Indeks acuan Nikkei 225 naik 0,18 persen dan indeks acuan Topix menguat 0,05 persen. Nilai tukar yen masih mengalami tekanan terhadap dolar AS.
Di Korea Selatan, indeks acuan Kospi naik 0,33 persen karena kenaikan saham Samsung Electronics. Sedangkan saham di sektor teknologi lainnya bergerak campuran.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,18 persen. Sektor kesehatan dan energi menjadi pendorong utama kenaikan pasar saham di negara tersebut. Namun kebalikannya, sektor keuangan menjadi pemberat.
Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Kamis kemarin bahwa ia meragukan keberhasilan perundingan perdagangan tingkat tinggi antara AS dengan China. Menurutnya, perundingan tersebut membuat negara tersebut dan juga negara lain yang bermitra dagang dengan AS menjadi manja.
Komentar dari Trump tersebut langsung mendorong kejatuhan bursa saham di AS.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup melemah karena kenaikan harga minyak dan investor khawatir pada meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China
Dikutip dari Reuters, Kamis (18/5/2018), indeks saham Dow Jones Industrial Average turun 54,95 poin atau 0,22 persen menjadi 24.713,98.
Kemudian indeks saham S&P 500 melemah 2,33 poin, atau 0,09 persen kelevel 2.720,13 dan Nasdaq Composite terkikis 15,82 poin atau 0,21 persen menjadi 7.382,47.
Komentar Presiden AS Donald Trump yang menyebut bahwa China terlalu dimanjakan dengan perdagangan, meningkatkan keraguan investor soal upaya Trump untuk menghindari perang tarif antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut.
"Saya pikir kekacauan perdagangan ini tentu saja mempengaruhi suasana hati investor," kata Jim Bell, Presiden Direktur Investasi Bell Investment Advisors di Oakland, California.
"Jika perang tarif terwujud, bisnis Amerika menderita," tambah Bell.
sumber : bisnis.liputan6.com
baca juga :
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar