Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Kamis, 16 Februari 2023

Rifan Financindo - Emas Tetap Stagnan Di Kisaran Tengah $1.800 Dalam Kegelisahan Inflasi

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan berkembang menjadi hambatan bagi emas, menahannya di level pertengahan $1.800, dengan grafik teknikal yang mengindikasikan penurunan ke wilayah $1.700 jika tidak ada penembusan yang jelas.

Emas untuk penyerahan April di Comex New York berakhir turun 0,42% di $1.846,20 pada penutupan Rabu.

Harga emas spot, yang lebih banyak diikuti daripada kontrak berjangka oleh beberapa trader, jatuh 1% di $1.836,51/oz.

Emas awalnya diperkirakan akan mencapai di atas $2.000/oz pada kuartal I tahun ini, mengulangi reli yang terjadi pada April 2022. Emas berjangka sebenarnya mencapai level tertinggi 10 bulan di sekitar $1.975 sebelum rilis laporan nonfarm payroll AS bulan Januari yang menunjukkan pertambahan lapangan kerja yang besar memicu kembali kekhawatiran inflasi. Emas turun hingga di bawah $1.830 setelah itu sebelum pulih ke sekitar $1.875.

Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari yang dirilis pada hari Selasa, semakin memperparah kondisi inflasi AS, sehingga membawa emas kembali ke bawah $1.850.

Data IHK bulanan yang tinggi mendorong kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin akan kembali agresif dalam menaikkan suku bunga AS, saat bank sentral tampaknya akan sedikit melonggar dalam kebijakan pengetatan moneter.

Grafik emas menyiratkan bahwa level $1.830 sangat penting bagi harga spot emas untuk kembali mendekati level $1.870, kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknikal di SKCharting.com.

"Keberlanjutan di bawah $1.878, atau level retracement Fibonacci 23,6% yang diukur dari level terendah 1.616 ke level tertinggi 1.960, telah menyebabkan perpanjangan koreksi pada emas spot menuju level terendah berikutnya di $1.828, atau level Fibonacci 38,2%," ujar Dixit.

"Jika harga tidak lanjut menembus di bawah $1.830, rebound menuju 1.860 diikuti oleh 1.868 tidak dapat dikesampingkan."

Namun, Dixit beralih lebih berhati-hati, dengan mengatakan penembusan support tersebut mungkin terjadi jika kegelisahan inflasi AS terus meningkat, mendorong musuh bebuyutan emas - Indeks Dolar dan imbal hasil treasury 10 tahun - lebih tinggi.

"Jika 1.828 ditembus secara pasti dengan penutupan mingguan, emas spot dapat turun ke $1.788, atau level Fibonacci 50%," tambahnya.

Sayangnya, posisi long emas terjebak dalam garis bidik bank sentral untuk melawan inflasi. Setiap lonjakan dolar dan lonjakan imbal hasil Treasury telah menjadi peluang untuk menawar emas.

Belum lama ini, harga emas biasanya naik sejalan dengan inflasi karena investor membeli logam ini sebagai "lindung nilai", atau penyimpan nilai, terhadap dolar, yang biasanya terkikis nilainya saat harga barang dan jasa naik. Ini terjadi pada masa normal ketika berita ekonomi yang baik baik untuk aset berisiko.

Sekarang, berita ekonomi yang baik - terutama dalam pekerjaan dan upah di AS - merupakan hal yang buruk karena berpotensi membuat inflasi semakin tinggi, mendorong Fed untuk menaikkan suku bunga dan merugikan segala sesuatu mulai dari saham hingga emas dan minyak. Dengan demikian, hubungan emas yang berkorelasi positif dengan inflasi telah rusak dan diperkirakan akan tetap seperti itu, hingga the Fed mulai mengurangi perhatiannya pada suku bunga.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin selama setahun terakhir, membawa tingkanya ke puncak 4,75% dari hanya 0,25% setelah wabah COVID-19 pada Maret 2020. Bank sentral AS memulai dengan kenaikan moderat sebesar 25 basis poin pada Maret 2022, menaikkannya menjadi 50 basis poin pada bulan berikutnya sebelum memulai empat kali kenaikan 75 basis poin antara Juni dan November tahun lalu karena inflasi tahunan mencapai level tertinggi selama empat dekade. The Fed memperlambat laju pengetatan moneter setelahnya, kembali ke kenaikan 50 basis poin pada bulan Desember dan kenaikan 25 basis poin bulan ini - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 15 Februari 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bergerak Tipis, Pasar Pertimbangkan Rilis Data Inflasi Beragam

PT RIFAN FNANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas bergerak tipis pada hari Rabu usai rilis data inflasi yang beragam untuk bulan Januari menimbulkan ketidakpastian atas ekonomi AS dan jalur kebijakan moneter, dengan dolar juga menunjukkan reaksi yang diredam terhadap hasil tersebut.

Harga logam mulia stabil di sekitar level terendah satu bulan setelah data menunjukkan inflasi Inflasi konsumen tahunan AS turun kurang dari yang diharapkan pada bulan Januari. Secara bulanan, inflasi meningkat di bulan Januari dari bulan sebelumnya.

Kendati beberapa aspek inflasi indeks harga konsumen lebih tinggi dari yang diperkirakan, inflasi inti turun pada bulan Januari, meskipun dengan laju yang lebih lambat dari yang diperkirakan. Namun, data menunjukkan bahwa disinflasi tidak meluas seperti yang diperkirakan sebelumnya, dengan inflasi yang relatif tetap tinggi.

Trader kini mengamati untuk melihat bagaimana Federal Reserve akan bereaksi terhadap data tersebut, mengingat bank sentral AS telah mempertahankan retorika yang sebagian besar hawkish terhadap inflasi. Namun dengan inflasi yang tetap tinggi, the Fed kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Emas spot flat di $1.854,66/oz, dan emas berjangka turun sedikit ke $1.864,75/oz pukul 07.20 WIB. Kedua instrumen diperdagangkan tepat di atas level terendah satu bulan.

Dolar menunjukkan reaksi yang tidak terlalu kuat terhadap data inflasi, dan sedikit melemah terhadap sejumlah mata uang.

Tetap saja, prospek kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi emas dan aset-aset tidak berimbal hasil lainnya, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi pada aset-aset tersebut.

Namun, logam mulia bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan safe haven tahun ini, pasalnya kenaikan suku bunga dan inflasi yang relatif tinggi meningkatkan potensi perlambatan ekonomi tahun ini. Rilis aktivitas bisnis AS telah memberikan gambaran suram mengenai ekonomi terbesar di dunia ini.

Prospek resesi juga telah mendorong spekulasi bahwa the Fed pada akhirnya dapat menghentikan kenaikan suku bunganya tahun ini.

Logam mulia lainnya juga stabil pada hari Rabu. Platinum datar pada $935,75, sementara perak turun 0,1% di $21,848.

Di antara logam-logam industri, harga tembaga turun tipis pada hari Rabu, tetapi mengalami kenaikan kuat minggu ini karena pulih dari penurunan selama tiga minggu berturut-turut.

Tembaga berkualitas tinggi turun 0,2% di $4,0795 setelah naik hampir 1% di sesi sebelumnya.

Harga logam merah sebagian besar dikaitkan dengan pulihnya permintaan China tahun ini, setelah negara itu melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-COVID. Namun para analis mengingatkan bahwa kenaikan impor ke konsumen komoditas terbesar di dunia itu belum terlihat. - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

 

Selasa, 14 Februari 2023

PT Rifan Financindo - Emas Naik Tipis Dari Level Terendah 1 Bulan Lebih Jelang Data Inflasi Konsumen

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik sedikit dari level terendah satu bulan pada hari Selasa, tetapi mengalami sedikit aksi perdagangan pasalnya investor masih belum masuk menjelang sinyal ekonomi lanjutan dari data inflasi konsumen AS yang akan dirilis hari ini.

Sebagian besar harga logam lainnya juga terjebak dalam kisaran perdagangan yang terbatas, sedangkan dolar stabil di tengah kekhawatiran bahwa inflasi dapat mengejutkan naik, menarik lebih banyak kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Emas spot naik 0,1% di $1.855,58/oz, dan emas berjangka naik 0,1% di $1.865,95/oz pukul 07.32 WIB. Kedua instrumen tersebut melemah pada hari Senin tatkala pasar berubah volatil untuk mengantisipasi rilis indeks harga konsumen.

Data ini diperkirakan akan menunjukkan bahwa meskipun inflasi menurun lebih lanjut di bulan Januari dari bulan sebelumnya, inflasi masih diperkirakan akan tetap berada di level yang relatif tinggi. Tren ini berpotensi memberikan dorongan yang cukup bagi the Fed untuk mempertahankan retorika hawkish-nya.

Harga emas terpukul oleh kenaikan suku bunga pada tahun 2022, karena biaya peluang untuk memiliki aset yang tidak memberikan imbal hasil naik sejalan dengan peningkatan imbal hasil Treasury AS. Meskipun logam mulia mengalami sedikit jeda pergerakan dalam beberapa minggu pertama tahun 2023, kekhawatiran yang muncul dari The Fed membalikkan sebagian besar kenaikan emas baru-baru ini.

Lonjakan imbal hasil Treasury jangka pendek juga menekan harga emas dalam beberapa sesi terakhir, seperti halnya pemulihan di dolar, yang bergeral di dekat level tertinggi satu bulan terhadap sejumlah mata uang. Greenback turun tipis pada hari Selasa di tengah beberapa aksi ambil untung.

Logam mulia lainnya juga tidak banyak bergerak pada hari Selasa. Platinum naik 0,1% di $961,15/oz, dan perak stabil di sekitar $21,992/oz.

Di antara logam industri, harga tembaga melemah setelah mengantongi kenaikan kuat di sesi sebelumnya, kala trader terus menimbang prospek pemulihan permintaan China terhadap kekhawatiran resesi global tahun ini.

Tembaga berkualitas tinggi turun 0,1% menjadi $4,0585, setelah reli lebih dari 1% di sesi sebelumnya.

Logam merah ini telah mengalami perubahan yang fluktuatif dalam beberapa minggu terakhir di tengah sinyal beragam atas pemulihan ekonomi di China, negaa importir logam terbesar di dunia.

Namun, kekhawatiran akan perlambatan di negara-negara ekonomi utama lainnya telah memberikan tekanan besar pada harga, terutama tanda-tanda melambatnya aktivitas industri di AS dan zona euro - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Kamis, 09 Februari 2023

Rifan Financindo - Emas Bergerak Turun, Pasar Tinjau Kembali Prospek Kenaikan Suku Bunga

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada hari Kamis dan trader mpertimbangkan sinyal hawkish dari kebijakan moneter Federal Reserve, sementara harga tembaga turun lebih jauh di tengah meningkatnya ketidakpastian atas potensi resesi global.

Sejumlah pejabat Fed berbicara tentang kebijakan moneter minggu ini, dengan semuanya meningkatkan prospek kenaikan suku bunga. Kendati Ketua The Fed Jerome Powell mencatat kemajuan baru-baru ini terhadap inflasi, ia memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang tinggi dapat mengundang lebih banyak kenaikan suku bunga.

Hal ini juga diamini oleh Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden The Fed New York John Williams, yang juga mengatakan bahwa ekspektasi pasar untuk dua kali kenaikan suku bunga merupakan "pandangan yang masuk akal".

Prospek kenaikan suku bunga AS menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memiliki aset-aset tersebut.

Harga emas spot di Comex turun 0,1% di $1.874,13/oz, dan emas berjangka turun 0,3% ke $1.886,05/oz pukul 07.30 WIB. Saat harga emas diperdagangkan sedikit naik untuk minggu ini, harga emas juga mengalami penurunan besar dari minggu sebelumnya, setelah data menunjukkan ketahanan yang tidak terduga di pasar kerja AS.

Skenario seperti ini memberikan ruang gerak yang cukup bagi the Fed untuk terus menaikkan suku bunga, yang berdampak negatif bagi emas dan pasar logam yang lebih luas.

Fokus saat ini tertuju pada data inflasi Indeks harga konsumen AS untuk bulan Januari, yang akan dirilis minggu depan. Meskipun data ini diperkirakan akan menunjukkan turunnya lebih lanjut pada inflasi, tekanan harga diperkirakan masih akan tetap relatif tinggi.

Logam mulia lainnya juga turun. Platinum turun 0,3%, sementara perak melemah 0,6%.

Di antara logam-logam industri, harga tembaga turun tipis pada hari Kamis, memperpanjang penurunan besar yang terjadi pada sesi sebelumnya.

Tembaga berkualitas tinggi turun 0,1% menjadi $4,0435, setelah jatuh 0,9% di sesi sebelumnya.

Kala permintaan di negara importir tembaga utama China diperkirakan akan meningkat tahun ini, trader telah mulai menjual logam merah di tengah kekhawatiran atas potensi resesi di seluruh dunia.

Pasar khawatir bahwa kenaikan suku bunga akan membebani aktivitas ekonomi dalam beberapa bulan mendatang, dengan data terbaru telah mengisyaratkan penurunan aktivitas manufaktur global - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 08 Februari 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Kembali Naik, Kesabaran Powell Atas Disinflasi Tenggelamkan Dolar

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG  - Buyer emas mungkin telah mengkhawatirkan hal terburuk dari pandangan terbaru Ketua Fed Jerome Powell tentang situasi pekerjaan AS.

Tetapi logam kuning bernasib baik pada hari Selasa pasalnya ketua bank sentral itu menenggelamkan dolar dengan mengatakan bahwa ia bersedia bersabar untuk membiarkan disinflasi, yang baru saja dimulai, melakukan pekerjaannya daripada memulai kenaikan suku bunga yang lebih besar.

Emas untuk penyerahan April di Comex New York naik ditutup naik 1% di $1.885,30 pada perdagangan Selasa dan emas spot berakhir naik 0,23% di $1.872,97.

Ini merupakan kenaikan dua hari berturut-turut setelah turun pada hari Jumat ke level terendah satu bulan di sekitar $1.860, setelah rilis laporan pekerjaan AS yang mengancam akan mengatur ulang poros kebijakan the Fed menuju kenaikan suku bunga yang lebih kecil. Sebelum pelemahan tersebut, kontrak emas untuk penyerahan April telah mencapai level tertinggi 9 bulan di sekitar $1.960.

Penutupan emas yang lebih tinggi pada hari Selasa, yang melihat puncak sesi di $1.896,95, terjadi karena Powell mengatakan dalam sebuah diskusi tentang ekonomi bahwa ia ingin memberikan disinflasi, yang baru saja dimulai, kesempatan untuk masuk meskipun The Fed dapat kembali ke kenaikan suku bunga yang lebih kuat jika pekerjaan AS dan pertumbuhan upah terus mengejutkan.

"Jika laporan pasar tenaga kerja yang kuat atau laporan inflasi yang tinggi terus berlanjut, The Fed kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan saat ini," tandas Powell dalam sebuah diskusi membahas ekonomi yang diselenggarakan oleh Economic Club of Washington. Pada saat yang sama, Ketua The Fed itu menyatakan: "Disinflasi telah dimulai namun perjalanannya masih panjang. Proses ini kemungkinan akan memakan waktu yang cukup lama, kemungkinan akan bergelombang, tidak mulus."

Inflasi AS, yang diukur dengan IHK, atau Indeks Harga Konsumen, tumbuh 6,5% per tahun, paling lambat sejak Oktober 2021. Namun, angka tersebut mencapai lebih dari tiga kali lipat target Fed sebesar 2% per tahun. Sebelum perlambatan, inflasi mencapai level tertinggi selama empat dekade pada bulan Juni kala inflasi meningkat sebesar 9,1% secara tahunan akibat dampak dari triliunan dolar pengeluaran bantuan selama pandemi virus corona.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 450 basis poin selama setahun terakhir, membawa tingkatnya ke puncak 4,75% dari hanya 0,25% setelah wabah COVID-19 pada Maret 2020.

Panduan utama bank sentral untuk suku bunga adalah laporan bulanan nonfarm payroll, atau NFP, yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja. Pasar tenaga kerja telah menjadi raksasa pemulihan ekonomi AS dari pandemi, pasalnya ratusan ribu pekerjaan bertambah tanpa henti sejak Juni 2020 untuk menutupi hilangnya 20 juta pekerjaan akibat krisis COVID-19.

Meskipun The Fed telah mencoba mengimbangi laporan NFP untuk menetapkan kenaikan suku bunga yang sesuai, data pekerjaan terkadang dirilis setelah rapat bulanan suku bunga The Fed yang dijadwalkan. Contoh kasusnya adalah kenaikan suku bunga moderat pada bulan Februari sebesar 25 basis poin - dibandingkan dengan 50 basis poin pada bulan Desember - ketika Departemen Tenaga Kerja terlambat melaporkan lapangan kerja tumbuh menjadi 517.000 dari 260.000 pada bulan sebelumnya.

"Pasar tenaga kerja sangat kuat," Powell mengakui dalam diskusi hari Selasa soal ekonomi. "Kami pikir ini akan menjadi sebuah proses yang membutuhkan waktu yang cukup lama" untuk mendingin, tambahnya.

Powell juga mengatakan bahwa akan membutuhkan waktu hingga 2024 bagi The Fed untuk mengembalikan inflasi ke 2% per tahun - sebuah target yang telah dipegang oleh bank sentral selama seperempat abad dan yang ia gambarkan sebagai "tolok ukur global". "Hampir pasti akan membutuhkan waktu hingga tahun depan untuk turun ke 2%," katanya.

Keputusan suku bunga the Fed berikutnya yakni pada 16 Maret, setelah rilis laporan NFP Februari pada 3 Maret.

Jika ada putaran lain dari pertumbuhan pekerjaan yang memusingkan bulan ini, maka FOMC, atau Komite Pasar Terbuka Federal, yang membuat kebijakan bank sentral, hampir pasti akan memikirkan kembali manfaat dari melanjutkan kenaikan 25 basis poin di bulan Februari, kata para analis, yang melihat potensi kembali ke kenaikan 50 basis poin di bulan Desember.

Risiko sebenarnya adalah berapa banyak kenaikan suku bunga yang dapat kita alami ke depan, bukannya jumlah kenaikan berikutnya," kata Saira Malik, kepala investasi di manajer aset Nuveen.

Powell, dalam konferensi pers setelah rapat FOMC bulan ini, mengatakan bahwa ia memperkirakan "beberapa kali" kenaikan untuk menaikkan suku bunga ke tingkat yang ia sebut sebagai "langkah restriktif" untuk memerangi inflasi. Dua rapat Fed berikutnya jatuh di bulan Maret dan Mei.

Namun, para ekonom memperkirakan bahwa pasar tenaga kerja yang bergejolak akan memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi di luar perkiraan Powell. Rapat FOMC setelah bulan Mei dijadwalkan hadir pada bulan Juni dan Juli - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

Sumber : investing.com

Selasa, 07 Februari 2023

PT Rifan Financindo - Emas Stabil Kala Imbal Hasil Tinggi Membebani, Statemen Powell Jadi Fokus

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas stabil di sekitar level terendah satu bulan pada hari Selasa di tengah berlanjutnya tekanan dari penguatan dolar dan imbal hasil Treasury, dengan fokus saat ini beralih ke isyarat ekonomi dari statemen Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari ini.

Logam mulia menjalani sesi yang lemah pada hari Senin setelah mengalami penurunan mingguan terburuk dalam tujuh bulan terakhir, pasalnya data pekerjaan AS yang lebih kuat membuat pasar secara luas mengubah ekspektasinya terhadap kenaikan suku bunga oleh The Fed.

Pemulihan dolar dan imbal hasil treasury menekan sebagian besar aset tanpa imbal hasil, dengan emas - yang sempat mencatat kenaikan yang kuat selama tiga bulan terakhir - menanggung beban tekanan jual.

Harga emas spot di Comex New York Mercantile Exchange flat di $1.868,49/oz, sementara emas berjangka naik 0.1% di $1.881,20/oz pukul 07.00 WIB. Kedua instrumen ini anjlok lebih dari 3% minggu lalu.

Fokus saat ini beralih ke diskusi dengan Ketua Fed Jerome Powell dalam acara Economic Club of Washington D.C. pada hari ini. Setiap komentar mengenai inflasi dan kebijakan moneter akan sangat diawasi, menyusul rilis nonfarm payroll yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan pada hari Jumat.

The Fed minggu lalu telah menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengisyaratkan bahwa mereka akan terus melakukannya dalam waktu dekat, saat terus bergerak melawan inflasi. Meskipun inflasi AS telah menurun secara substansial dalam beberapa bulan terakhir, inflasi masih jauh di atas target tahunan bank sentral.

Data nonfarm payroll yang kuat juga membuat pasar menurunkan ekspektasi mereka atas perubahan kebijakan dovish oleh The Fed tahun ini, di tengah kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja yang kuat akan membuat inflasi tetap tinggi.

Logam mulia lainnya sedikit menguat pada hari Selasa. Platinum naik 0,2% di $979,95/oz, dan perak naik 0,3% di $22,310/oz.

Di antara logam industri, harga tembaga naik sedikit setelah jatuh selama lima sesi terakhir. Logam merah ini telah melepaskan sebagian besar kenaikannya baru-baru ini, dan sekarang hampir turun di bawah level kunci $4 di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi di negara importir utama China.

Tembaga berkualitas tinggi naik 0,2% menjadi $4,0442.

Kekhawatiran akan resesi global juga menekan logam industri, utamanya karena suku bunga terus meningkat dan inflasi tetap relatif tinggi - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 06 Februari 2023

PT Rifan - Emas Bergerak Tipis Setelah Alami Minggu Terburuk Dalam 7 Bulan, Pandangan Powell Ditunggu

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas diredam pada hari Senin setelah mencatatkan minggu terburuknya dalam tujuh bulan terakhir, dengan fokus saat ini beralih ke diskusi dengan Ketua Federal Reserve Jerome Powell setelah data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat meningkatkan kekhawatiran akan pengetatan moneter.

Harga emas anjlok 2,5% pada hari Jumat dan jatuh lebih dari 3% pada minggu lalu setelah data tenaga kerja menunjukkan ketenagakerjaan AS tetap jauh lebih kuat dari yang diharapkan pada bulan Januari. Angka-angka tersebut memicu kekhawatiran bahwa the Fed memiliki ruang ekonomi yang cukup untuk terus menaikkan suku bunga, dan mendorong reli pemulihan dolar dan imbal hasil Treasury.

Hal ini membebani sebagian besar harga logam, dengan emas - yang mengalami kenaikan yang kuat hingga data hari Jumat - menderita kerugian yang dalam. Logam kuning ini jatuh di bawah support utama $1.900 untuk pertama kalinya dalam hampir satu bulan.

Emas spot di Comex New York Mercantile Exchange flat di $1.864,93/oz, dan emas berjangka jatuh tempo di April turun 0,2% di $1.876,40/oz pukul 06.50 WIB.

Pasar saat ini sedang menunggu isyarat ekonomi lebih lanjut dari diskusi dengan Ketua Jerome Powell di Economic Club of Washington D.C. pada hari Selasa. Setiap komentar mengenai data tenaga kerja terbaru dan jalur inflasi akan dipantau dengan ketat.

The Fed minggu lalu menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengisyaratkan bahwa mereka akan terus melakukannya dalam waktu dekat. Hal ini mendorong peningkatan ekspektasi bahwa bank sentral dapat beralih dari sikap hawkishnya pada akhir tahun.

Namun, spekulasi ini dengan cepat dibalikkan oleh data tenaga kerja yang kuat pada hari Jumat, yang juga memicu kekhawatiran bahwa inflasi AS dapat tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan.

Logam mulia lainnya juga melemah pada hari Jumat, dan diperdagangkan dalam kisaran yang bervariasi pada hari Senin. Platinum naik 0,2% setelah anjlok di bawah $1000/oz, sementara perak memperpanjang kerugian, turun 0,4% di $22,340/oz.

Di antara logam-logam industri, harga tembaga naik sedikit dari kejatuhan hampir 4% minggu lalu, kala pasar menimbang potensi pemulihan permintaan di China terhadap meningkatnya kekhawatiran akan resesi global. Kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi diperkirakan akan sangat membebani ekonomi global tahun ini.

Tembaga berkualitas tinggi naik 0,4% di $4,0475.

Fokus minggu ini yakni pada isyarat-isyarat ekonomi lanjutan dari negara importir tembaga utama China, serta kerusuhan sipil di negara pengekspor tembaga no.2 di dunia, Peru - PT RIFAN

Sumber : investing.com