RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas masih bergerak di level terendah satu bulan pada hari Kamis, sementara harga tembaga stabil setelah jatuh sesi sebelum dan pasar menunggu data inflasi AS yang akan dirilis hari ini.
Logam kuning diperdagangkan turun secara substansial selama seminggu terakhir, setelah mendapat tekanan dari dolar yang lebih kuat dan naiknya yields. Memburuknya risk appetite juga mendorong traders ke arah dolar, lantaran investor berharap bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi lebih lama di tahun ini.
Emas spot naik 0,1% ke $1.916,34/oz, sementara emas berjangka turun 0,1% menjadi $1.948,85/oz pukul 07.09 WIB. Kedua instrumen turun sekitar 1,3% sepanjang minggu ini.
Sebagian besar pelemahan emas didorong oleh ekspektasi bahwa inflasi indeks harga konsumen AS naik sedikit di bulan Juli, tetap stabil dan jauh di atas kisaran target Federal Reserve.
Setiap tanda-tanda inflasi yang tetap tinggi memberikan dorongan lebih besar kepada the Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi dan kebijakan yang ketat, yang menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Ekspektasi angka IHK yang lebih tinggi juga menopang dolar, menjadikannya tujuan yang lebih disukai untuk safe haven, dibandingkan emas. Greenback diperdagangkan mendekati level tertinggi lima minggu, sementara treasury yields 10 tahun mendekati level tertinggi 2023.
Beberapa pejabat Fed juga menyerukan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada awal pekan ini, mengutip inflasi yang membandel. Bank sentral telah mengatakan bahwa mereka berpotensi menaikkan suku bunga setidaknya sekali lagi tahun ini.
Bank juga diharap akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, yang mengurangi potensi peningkatan besar pada emas tahun ini. Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi di emas dan aset-aset non-yielding lainnya.
Logam mulia lainnya juga catat penurunan besar untuk minggu ini. Platinum jatuh hampir 4%, sementara perak anjlok 4,1% - RIFAN FINANCINDO
Sumber : inves